
Zetizen - Beberapa orang membuka TikTok sekadar ingin melepas penat. Namun, alih-alih terhibur, justru muncul video-video yang menohok hati: “Aku ngerasa lost di usia 20-an”, “Teman-temanku sudah mapan, aku masih bingung mau jadi apa”, atau “Capek ya pura-pura kuat.”
Di kolom komentar, ribuan orang menyahut: “Sama.” Fenomena ini membuat kita bertanya-tanya, apakah generasi saat ini sedang benar-benar tersesat dalam dunia yang serba cepat dan penuh ekspektasi?
Dalam time advanced, istilah “lost generation” kembali populer, bukan untuk menyebut generasi pascaperang seperti dahulu, melainkan untuk menggambarkan anak-anak muda yang merasa kehilangan arah di tengah gempuran standar kehidupan perfect versi media sosial.
Menurut information dari American Psychological Association, tingkat stres tertinggi saat ini justru terjadi pada rentang usia 18–33 tahun
Di Indonesia, survei Populix pada 2022 menunjukkan bahwa lebih dari 60% anak muda pernah mengalami krisis identitas atau merasa tersesat dalam hidupnya.
Apa Itu Quarter Life Crisis dan Overthinking?
Quarter life crisis (QLC) adalah fase krisis emosional yang umum dialami oleh orang-orang di usia 20-an hingga awal 30-an.
Bukan sekadar stres harian, QLC ditandai dengan kebingungan dalam menentukan arah hidup, ketidakpuasan terhadap pencapaian pribadi, dan rasa takut akan masa depan.
Sementara overthinking adalah kebiasaan berpikir berlebihan terhadap keputusan, situasi, atau kemungkinan yang bahkan belum terjadi.
Beberapa tanda umum yang mengindikasikan kamu mengalami QLC antara lain:
Ragu saat harus mengambil keputusan penting dalam hidup.
Baca Juga: Give a Hand to Help ThemMerasa tertinggal dari orang lain.
Takut memilih jalan yang salah atau mengecewakan orang tua.
Sering mempertanyakan nilai diri dan arah hidup sendiri.
Mengapa generasi Z lebih rentan? Salah satu penyebab utamanya adalah paparan media sosial yang konstan.
Kehidupan orang lain yang tampak “sempurna” di layar membuat kita cenderung membandingkan diri, dan akhirnya, mempertanyakan apakah kita sudah cukup baik.