zetizen

Delulu is the Solulu: Escapism ala Gen Z?

Life
Sumber : iStock

Zetizen - Di tengah tekanan hidup modern yang semakin kompleks, generasi Z menemukan berbagai cara unik untuk melepas stres dan mencari pelarian dari realitas yang terkadang terasa berat.

Salah satunya adalah fenomena delulu yang kini ramai diperbincangkan di kalangan anak muda, khususnya lewat media sosial. Ungkapan “Delulu is the Solulu” menjadi populer sebagai sindiran sekaligus pengakuan bahwa berkhayal atau “delusi” bisa menjadi solusi sementara untuk menghadapi hidup.

Namun, apakah escapism ala Gen Z ini hanya sebatas hiburan sesaat, ataukah memiliki fungsi psikologis yang lebih dalam? Artikel ini akan membahas fenomena delulu, alasan di baliknya, siapa saja yang mengalaminya, serta dampak positif dan negatifnya.

Apa Itu Delulu?

Delulu merupakan singkatan dari “delusional,” yang dalam bahasa Indonesia berarti berkhayal atau memendam harapan yang dianggap tidak realistis.

Dalam konteks Gen Z, delulu sering digunakan secara santai dan bercanda untuk menggambarkan kebiasaan membayangkan hal-hal yang diinginkan, seperti berfantasi tentang kehidupan ideal, hubungan asmara, atau kesuksesan yang belum tercapai. Istilah ini banyak tersebar di platform seperti Twitter, TikTok, dan Instagram.

Mengapa Gen Z Sering Menggunakan Escapism dengan Cara Delulu?

Tekanan sosial, ekonomi, dan global yang dihadapi generasi muda saat ini cukup besar. Menurut data dari American Psychological Association (APA, 2023), tingkat kecemasan dan stres pada Gen Z tergolong paling tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.

Escapism atau pelarian menjadi mekanisme coping yang umum digunakan untuk mengurangi beban emosional tersebut. Delulu hadir sebagai cara yang mudah dan kreatif untuk mengekspresikan keinginan dan harapan tanpa harus menghadapi realitas yang menekan secara langsung.

Melalui fantasi yang dibagikan dalam bentuk meme, video, atau cerita, Gen Z dapat merasa terhibur sekaligus terhubung dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa.

Siapa yang Terlibat dalam Fenomena Ini?

Fenomena delulu tidak terbatas pada kelompok tertentu, tetapi lebih umum ditemukan di kalangan remaja dan dewasa muda yang aktif di media sosial.

Mereka yang merasa tertekan oleh realitas hidup, termasuk kesulitan ekonomi, pendidikan, atau hubungan sosial, cenderung menggunakan escapism ini sebagai pelampiasan emosi.

Selain itu, konten kreator dan influencer yang “mengangkat” tema delulu juga memperluas jangkauan fenomena ini, membuatnya menjadi bagian dari budaya pop Gen Z.

Bagaimana Cara Delulu Bekerja sebagai Escapism?

Delulu memungkinkan seseorang untuk membangun dunia imajinasi yang lebih menyenangkan dan aman dibandingkan dunia nyata. Dengan berfantasi, otak mengalihkan fokus dari masalah sehari-hari ke pengalaman yang lebih positif dan menghibur. Hal ini serupa dengan mekanisme psikologis escapism yang telah lama dikenal.

Namun, delulu juga dibarengi dengan kesadaran bahwa fantasi tersebut tidak nyata, sehingga sebagian besar penggunanya masih mampu membedakan antara kenyataan dan imajinasi.

“Delulu is the Solulu” menggambarkan realitas bahwa berkhayal bisa menjadi solusi instan bagi banyak Gen Z dalam menghadapi dunia yang penuh tekanan. Sumber : pexels

Halaman: