zetizen

Delulu is the Solulu: Escapism ala Gen Z?

Life
Sumber : iStock

Apa Dampak Positif dan Negatif dari Escapism ala Delulu?

Dampak Positif:

  • Pengurangan Stres: Berkhayal atau mengekspresikan delulu dapat memberikan rasa lega sementara dari tekanan.

  • Kreativitas dan Ekspresi Diri: Escapism lewat delulu memicu kreativitas dan membuat individu lebih terbuka mengekspresikan perasaan.

  • Sarana Sosialisasi: Media sosial sebagai tempat berbagi delulu membuka ruang diskusi dan solidaritas antar Gen Z.

Dampak Negatif:

  • Potensi Mengabaikan Realitas: Jika terlalu sering dan berlebihan, delulu bisa membuat seseorang menghindari masalah nyata dan kehilangan motivasi.

  • Gangguan Kesehatan Mental: Escapism yang tidak seimbang dapat memperburuk kecemasan atau depresi jika digunakan sebagai pelarian utama.

  • Stigma dan Salah Paham: Istilah delulu kadang disalahartikan atau dipandang negatif, yang dapat menyebabkan tekanan sosial.

Kapan dan Di Mana Delulu Muncul?

Delulu biasanya muncul dalam situasi ketika seseorang merasa stres, lelah, atau kecewa, dan di waktu senggang saat menikmati konten media sosial. Platform seperti TikTok, Twitter, dan Instagram menjadi ruang utama bagi ekspresi delulu dengan konten berupa meme, video lucu, dan thread cerita.

Mengapa Fenomena Ini Penting untuk Dipahami?

Memahami escapism ala delulu penting agar kita dapat melihatnya bukan hanya sebagai bentuk “kemalasan” atau “ketidaksungguhan,” tetapi sebagai bagian dari strategi psikologis yang alami dalam menghadapi tekanan hidup. Dengan pengelolaan yang baik, delulu bisa menjadi alat bantu untuk menjaga kesehatan mental dan memberikan ruang kreatif bagi generasi muda.

Delulu sebagai Solusi Sementara yang Butuh Batas

“Delulu is the Solulu” menggambarkan realitas bahwa berkhayal bisa menjadi solusi instan bagi banyak Gen Z dalam menghadapi dunia yang penuh tekanan. Meski escapism ini membantu mengurangi stres dan meningkatkan kreativitas, penting bagi setiap individu untuk tetap menjaga keseimbangan antara fantasi dan realitas agar hidup tetap produktif dan sehat secara mental.

Halaman: