
Zetizen - Pernah nggak sih kamu ngerasa capek banget, bukan cuma fisik tapi juga mental? Rasanya mau ngerjain apa pun jadi males, bahkan hal-hal yang biasanya bikin kamu happy pun nggak lagi menarik.
Kalau iya, bisa jadi kamu lagi mengalami burnout. Fenomena ini makin sering dibicarakan, apalagi di kalangan anak muda yang harus juggling antara sekolah, kuliah, kerja, sampai kehidupan sosial. Tapi, sebenarnya apa sih burnout itu dan kenapa bisa bikin kita ngerasa kosong?
Apa Itu Burnout?
Burnout bukan sekadar lelah biasa. Psikolog Herbert Freudenberger pertama kali memperkenalkan istilah ini pada 1970 an untuk menggambarkan kondisi kelelahan emosional, mental dan fisik akibat stres yang berkepanjangan.
Bedanya dengan capek biasa, burnout biasanya nggak hilang cuma dengan istirahat sebentar atau tidur cukup. Orang yang kena burnout cenderung ngerasa stuck, nggak semangat dan kehilangan motivasi buat hal-hal yang sebelumnya terasa penting.
Di kalangan anak muda, burnout bisa muncul dari berbagai sumber. Deadline tugas kuliah yang numpuk, target kerja yang terasa nggak ada habisnya, sampai tekanan sosial buat selalu terlihat produktif di media sosial. Semua itu bisa jadi pemicu yang bikin mental terasa terkuras.
Tanda-Tanda Kalau Kamu Lagi Burnout
Burnout itu tricky, karena sering disangka cuma capek biasa atau lagi bad mood. Padahal, ada beberapa tanda yang khas banget. Misalnya, kamu sering merasa energi terkuras meski nggak melakukan banyak hal.
Kamu juga bisa jadi gampang cranky, sulit konsentrasi bahkan sering mikir “buat apa sih aku ngelakuin ini semua?” Yang lebih parah, burnout bisa bikin kamu kehilangan minat pada hobi, menarik diri dari teman atau merasa hidup nggak lagi menyenangkan.
Kalau dibiarkan, kondisi ini bisa berpengaruh besar pada kesehatan mental. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa burnout yang terus-menerus bisa meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.
Kenapa Anak Muda Rentan?
Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa justru anak muda sering banget kena burnout? Jawabannya ada di gaya hidup modern. Generasi sekarang hidup di era serba cepat, di mana produktivitas sering jadi standar nilai diri. Media sosial kadang bikin orang ngerasa harus selalu sibuk, sukses, dan bahagia, padahal kenyataannya nggak sesederhana itu.
Selain itu, anak muda sering kali belum punya manajemen stres yang matang. Akhirnya, ketika tuntutan datang bertubi-tubi, rasa kewalahan nggak bisa dihindari. Ditambah lagi, budaya hustle culture yang memuja kerja keras tanpa henti makin bikin burnout gampang menyerang.
Cara Menghadapi Burnout
Kabar baiknya, burnout bukan kondisi yang nggak bisa diatasi. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu lagi mengalaminya. Setelah itu, coba ambil jeda sejenak dari rutinitas. Istirahat bukan berarti kamu lemah, tapi justru bentuk sayang sama diri sendiri.
Coba atur prioritas, mana yang memang penting untuk dikerjakan sekarang dan mana yang bisa ditunda. Jangan lupa juga buat kasih waktu buat diri sendiri melakukan hal-hal yang bikin hati tenang, entah itu nonton film, jalan santai atau sekadar tidur siang tanpa rasa bersalah.
Selain itu, jangan ragu cerita ke orang terdekat atau mencari bantuan profesional kalau kondisi sudah terasa terlalu berat. Kadang, sekadar didengar aja bisa bikin beban terasa lebih ringan.
Burnout Bukan Akhir Dunia
Burnout memang bikin hari-hari terasa berat, tapi itu bukan akhir dari segalanya. Justru, kondisi ini bisa jadi pengingat buat kita bahwa tubuh dan pikiran juga butuh istirahat. Hidup bukan cuma tentang produktif atau pencapaian, tapi juga tentang menjaga keseimbangan.
Jadi, kalau kamu sering ngerasa kosong, nggak semangat atau capek secara emosional, coba deh lebih peka sama diri sendiri. Bisa jadi itu bukan sekadar malas atau bad mood, tapi tanda bahwa kamu lagi burnout. Ingat, kamu nggak sendirian, dan selalu ada cara buat bangkit lagi.