
Zetizen - Hujan deras yang mengguyur kota-kota besar di Indonesia kerap meninggalkan jejak berupa genangan hingga banjir. Namun, lebih dari sekadar gangguan aktivitas harian, kondisi ini juga menjadi lahan subur bagi penyakit yang kerap terlupakan: leptospirosis. Penyakit ini memang bukan hal baru, tetapi tetap menjadi ancaman serius, terutama saat musim hujan tiba.
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan urin hewan yang terinfeksi, biasanya tikus, atau melalui air dan tanah yang telah terkontaminasi. Di daerah perkotaan, banjir sering kali membawa serta bakteri ini dan memperbesar risiko penyebaran.
Gejala leptospirosis sebenarnya tidak spesifik dan kerap menyerupai penyakit lain seperti flu atau demam berdarah. Penderita umumnya mengalami demam tinggi secara tiba-tiba, sakit kepala hebat, nyeri otot (terutama di betis dan punggung), mata memerah, mual, muntah, serta rasa lelah berlebihan. Dalam beberapa kasus yang parah, infeksi dapat berkembang menjadi komplikasi serius seperti meningitis, gagal ginjal, atau sindrom Weil yang mematikan.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, kasus leptospirosis masih ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Pada 2023, Jawa Tengah mencatatkan jumlah kasus tertinggi dengan ratusan warga yang terinfeksi dan puluhan di antaranya meninggal dunia. Peningkatan kasus ini berkorelasi dengan curah hujan tinggi dan buruknya sistem drainase di daerah terdampak.
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tetapi kelompok berisiko tinggi antara lain adalah petugas kebersihan, pekerja saluran air, warga yang tinggal di lingkungan padat dan kumuh, serta masyarakat yang terpaksa berkegiatan di air banjir tanpa perlindungan memadai.
Lantas, bagaimana cara melindungi diri?
Langkah paling sederhana dan efektif adalah menghindari kontak langsung dengan air banjir atau genangan yang mungkin telah tercemar. Gunakan pelindung seperti sepatu bot dan sarung tangan saat harus bekerja di lingkungan yang berisiko. Pastikan luka terbuka, sekecil apa pun, ditutup rapat sebelum bersentuhan dengan air.
Kebersihan lingkungan juga memegang peranan penting. Mengelola sampah dengan baik, menutup tempat penyimpanan makanan, serta menjaga agar rumah bebas dari tikus adalah bagian dari upaya pencegahan yang sering diabaikan. Hewan pengerat ini merupakan vektor utama penyebaran bakteri leptospira dan bisa berkembang biak dengan cepat jika kondisi lingkungan mendukung.
Selain itu, pemerintah daerah dan instansi terkait perlu lebih aktif dalam melakukan penyuluhan dan pengendalian vektor penyakit. Edukasi kepada masyarakat tentang bahaya leptospirosis, terutama di wilayah rawan banjir, harus dilakukan secara rutin. Pelaporan kasus juga perlu ditingkatkan agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
Apabila seseorang mengalami gejala-gejala yang mencurigakan usai berkontak dengan air banjir atau lingkungan yang terkontaminasi, penting untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Diagnosis dini sangat krusial karena pengobatan dengan antibiotik seperti doksisiklin atau penisilin dapat menghentikan perkembangan penyakit jika diberikan pada tahap awal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menekankan pentingnya surveilans dan deteksi dini dalam mengurangi dampak leptospirosis, terutama di negara-negara tropis yang memiliki curah hujan tinggi dan sistem sanitasi yang belum merata. Di Indonesia, upaya ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat masih banyak daerah yang belum memiliki sistem penanganan kesehatan yang memadai.
Leptospirosis mungkin tak sepopuler demam berdarah atau COVID-19, tetapi bukan berarti bisa diremehkan. Setiap genangan air yang tampak sepele bisa menjadi sumber penyakit mematikan jika tidak diwaspadai. Musim hujan seharusnya tidak membuat kita lalai, justru menjadi momentum untuk lebih peduli terhadap kesehatan lingkungan dan kebersihan diri.
Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, mengenali risiko, memahami gejala, serta melakukan langkah-langkah proteksi pribadi adalah kunci untuk melindungi diri dan orang-orang tercinta dari ancaman senyap bernama leptospirosis.