zetizen

Makna Lagu Sisa Rasa dari Mahalini: Kenangan yang Sulit Hilang Setelah Perpisahan

Music
Mahalini. Source: instagram @mahaliniraharja

Zetizen - Apa jadinya jika cinta yang pernah hangat kini hanya tinggal kenangan? Saat seseorang yang dulunya begitu berarti namun kini sudah pergi.

Lagu “Sisa Rasa” dari Mahalini, yang dirilis tahun 2023 dalam album Fabula, menggambarkan dengan sangat dalam perasaan kehilangan, rindu, dan usaha bertahan setelah perpisahan.

Dengan balutan musik melankolis dan lirik penuh emosi, lagu ini menjadi pelipur lara bagi banyak orang yang merasa hubungannya berakhir terlalu cepat.

Mahalini berhasil merangkai perasaan yang tak sempat diucapkan dalam kata-kata menjadi lantunan lagu yang menyentuh, seolah mewakili isi hati mereka yang belum benar-benar siap ditinggal pergi.

Kenangan Indah Masih Terasa Meski Dia Tak Lagi Bersama

Dalam bait awal lagu ini, Mahalini menggambarkan kenangan yang terasa begitu hangat. “Melihatmu bahagia, satu hal yang terindah,” bukan hanya lirik biasa, tapi bentuk nyata dari perasaan cinta yang tulus.

Meski ia tak lagi bersama, kenangan akan pelukan dan momen indah itu tetap hidup di ingatan, seakan tak rela untuk melepaskan.

Perasaan ini sangat relate untuk kamu yang pernah kehilangan seseorang, tapi masih sering dihantui oleh momen-momen yang dulu bikin hati nyaman.

Lagu ini membuat kita sadar bahwa terkadang yang tersisa dari perpisahan bukan hanya luka saja, tapi juga kenangan manis yang sulit dilupakan.

Rindu Yang Tertinggal Di Hati Dan Sulit Dilepaskan

Di bagian reff, pertanyaan “Mengapa masih ada sisa rasa di dada?” menggambarkan kerinduan yang tak bisa disangkal.

Rindu yang tertinggal bukan hanya soal ingin bertemu, tapi rasa sesak yang muncul karena perasaan itu belum selesai. Padahal, orangnya sudah benar-benar pergi.

Melalui lagu ini, Mahalini menyuarakan rindu yang tak sempat tersampaikan. Bahkan ketika hubungan sudah berakhir, hatinya masih menyimpan secercah harapan yang tak kunjung padam.

Bertahan Sendiri Walau Perpisahan Begitu Menyakitkan

Pada lirik “Mampukah ku bertahan tanpa hadirmu, sayang?” adalah bentuk kerapuhan yang sangat manusiawi.

Halaman: