
Zetizen - Kimetsu no Yaiba atau Demon Slayer bukan hanya fenomena anime biasa. Karya Koyoharu Gotouge ini telah menjadi bagian dari budaya pop global, dengan cerita yang memadukan mitologi Jepang, seni bela diri, dan nilai keluarga yang kuat. Di balik alur dramatis dan animasi memesona, ada banyak hal menarik yang mungkin terlewat oleh sebagian penggemarnya.
1. Manga Ini Sempat Hampir Dibatalkan
Pada masa-masa awal penerbitannya di majalah Weekly Shonen Jump tahun 2016, Kimetsu no Yaiba nyaris terdepak karena kurang populer. Namun, konsistensi Gotouge dalam memperdalam konflik dan karakter pelan-pelan mengangkat peringkatnya. Titik balik datang saat arc pertarungan melawan Rui dari Twelve Kizuki, pembaca mulai menganggap serius potensi cerita ini.
2. Filmnya Pecahkan Rekor Dunia
Film Demon Slayer: Mugen Train (2020) mencetak sejarah sebagai film anime dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa, melampaui Spirited Away. Film ini meraih lebih dari $500 juta USD secara global. Di Jepang sendiri, film tersebut menjadi film terlaris sepanjang masa, mengalahkan film-film legendaris seperti Titanic dan Frozen.
3. Animasi Ufotable, Detail Sampai ke Tarikan Nafas
Studio Ufotable, yang menggarap animasi Kimetsu no Yaiba, dikenal karena ketelitian ekstrem. Dalam beberapa adegan, seperti jurus “Water Breathing” milik Tanjiro, setiap percikan air digambar frame by frame tanpa bantuan CGI. Bahkan, suara napas karakter pun disesuaikan dengan ritme adegan untuk memberi kesan lebih mendalam.
4. Terinspirasi dari Tradisi dan Mitologi Jepang
Teknik pernapasan yang digunakan para pembasmi iblis di anime ini ternyata terinspirasi dari praktik pernapasan kuno seperti Zen Tanden Breathing dan seni bela diri Jepang seperti Kendo. Tak hanya itu, karakter iblis seperti Muzan Kibutsuji juga memiliki kemiripan dengan kisah yōkai atau iblis dalam legenda Jepang.
5. Nama Karakter Sarat Makna Filosofis
Nama-nama karakter dalam Kimetsu no Yaiba bukan sembarangan. Misalnya, "Tanjiro" berasal dari kata “tan” (arang) dan “jiro” (anak kedua), merujuk pada latar belakangnya sebagai anak penjual arang. Nama "Nezuko" mengandung karakter ‘ne’ (akar), yang dalam budaya Jepang berarti kekuatan yang tumbuh diam-diam di balik permukaan.
6. Arc Terakhir Akan Tayang Sebagai Trilogi Film
Alih-alih melanjutkan serial TV, arc terakhir bertajuk Infinity Castle akan diadaptasi menjadi tiga film layar lebar. Film pertama dikabarkan tayang di Jepang pada 18 Juli 2025, diikuti rilis internasional. Dalam trilogi ini, konflik akan mencapai puncaknya dengan pertarungan Tanjiro melawan Akaza, Doma, dan sang iblis utama, Muzan Kibutsuji.
7. Pengaruh Budaya: Dari Taman Hiburan sampai Museum
Popularitas Kimetsu no Yaiba melampaui layar kaca. Universal Studios Japan memiliki wahana khusus bertema anime ini, lengkap dengan VR experience. Selain itu, berbagai kota di Jepang mengadakan pameran seni dan museum temporer bertema karakter-karakternya. Merchandise resmi pun laris manis di seluruh dunia.
Kesuksesan Kimetsu no Yaiba bukan hanya karena pertarungan spektakuler atau grafik memukau, melainkan pada cerita kemanusiaannya. Ini adalah kisah tentang kehilangan, keberanian, dan ketekunan menghadapi luka. Di tengah maraknya anime yang cepat viral lalu tenggelam, Kimetsu no Yaiba membuktikan bahwa karya dengan dasar kuat akan tetap hidup di hati penggemarnya.