zetizen

Menyaksikan Alam Semesta Bergerak: Vera C. Rubin Observatory Kelas Baru dalam Astronomi Modern

Sciences
Source : Olivier Bonin/ Labolatorium Akselerator Nasional SLAC

Zetizen - Pada 23 Juni 2025, dunia akan terpukau saat Vera C. Rubin Observatory—teleskop survei langit selatan di Cerro Pachón, Chile, mengungkap First Look, yakni gambar pertama dari kamera digital terbesar di dunia, langsung ke publik melalui siaran langsung dan acara ‘watch party’ global.

Dirancang oleh NSF dan DOE, teleskop ini awalnya bernama LSST (Large Synoptic Survey Telescope). Nama Vera C. Rubin diusung sejak 2019 untuk menghormati ahli astronomi Amerika latin yang mengungkapkan keberadaan materi gelap melalui rotasi galaksi. Terletak di puncak Andes pada ketinggian 2.647 m, teleskop ini membawa misi ambisius: merekam film kosmos selama satu dekade penuh .

Revolusi data astronomi, Vera C. Rubin tak sekadar menyediakaan foto, tetapi video time‑lapse kosmik yang menggambarkan alam semesta dinamis setiap beberapa malam, bukan cuma snapshot statis.

Teleskop ini dipasangi kamera digital 3,200 MP—terbesar yang pernah dibuat—dengan 3200 CCD sensor tercapai kombinasi 8,4 m cermin ganda dan cermin sekunder 3,4 m. Kamera ini dapat mengambil 800–1.000 frame langit selatan tiap malam, menghasilkan 20 TB data per malam selama survei 10 tahun

“First Look” telah dijadwalkan 23 Juni 2025 pukul 11 a.m. EDT, diikuti eksposur publik lewat siaran media dan puluhan acara pengamatan bersama di planetarium serta museum.

Berada di observatorium di Coquimbo, Chile, perangkat ini dirancang untuk mengeksplorasi langit selatan secara lengkap setiap 3–4 malam, ideal bagi komunitas ilmuwan global untuk memantau fenomena kosmik dinamis—mulai supernova, asteroid, hingga transit exoplanet .

Dengan data masif yang dihasilkan, observatorium ini membuka kemampuan untuk memetakan materi gelap melalui weak gravitational lensing, serta melakukan deteksi dini asteroida berbahaya dan fenomena transient lainnya. Ini bukan sekadar teleskop, tetapi pengintai dinamis alam semesta.

Para astronom profesional di seluruh dunia telah mencermati tahap akhir proyek: sejak pemasangan kamera (Maret 2025)  hingga persiapan integrasi sistem komputer data . Komunitas sains kini bersiap menerima banjir data 60 PB selama 10 tahun survey .

Momen First Light dan “film kosmis” yang akan diluncurkan oleh Vera C. Rubin Observatory menandai bukan sekadar pencapaian teknis, tetapi titik awal cara baru kita menyelami alam semesta: bukan sebagai objek statis, melainkan entitas yang bergerak, berkembang, dan berinteraksi. Dengan menghadirkan riwayat langit dalam format time-lapse, teleskop ini menjanjikan pemahaman baru—tentang terciptanya semesta, materi gelap, hingga ancaman kosmik yang mendekat.

Demi kemanusiaan, bukan hanya kita menatap bintang; kita bisa menonton kisah mereka bergulir di layar, lahir, tumbuh, dan terkadang lenyap dalam sejarah kosmik. Dan seperti yang kita nantikan pada 23 Juni, inilah saat dunia memperoleh film kosmos pertama yang sejati.