zetizen

Kecanduan Gawai: Ketika Dunia Nyata Tak Lebih Menarik dari Dunia Maya

Opini
Kecanduan Gawai

Zetizen - Jauh di lubuk hati, kita semua pasti menyadari pengaruh adanya Gawai. Keberadaannya jelas membuat lalai. Kini bukan lagi petak umpat, kelereng, maupun ayunan yang menjadi sorotan.

Bahkan di ruang keluarga pun bukan lagi canda tawa yang mengisi keheningan, tapi sebuah pandangan kosong serta mata terpaku pada layar yang memancarkan cahaya, seolah-olah dunia nyata di sekeliling tak ada artinya.

Apakah Kita Terlalu Terikat pada Gawai? Biarkan Data Yang Membuktikannya

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah penduduk Indonesia yang mengakses Internet tercatat sebanyak 66,48% pada tahun 2022 dan 67,88% nya memiliki telepon seluler. Jumlah tersebut terus meningkat tiap tahun ke tahun.

Bahkan, BPS juga menunjukkan data bahwa di tahun 2024, anak usia dini di Indonesia yang menggunakan telepon seluler telah mencapai 39,71% dan 35,57% di antaranya sudah mengakses internet. Jumlah tersebut menurut Kementerian Komunikasi dan Digital (KomDiGi).

Data-data tersebut menunjukkan betapa besar pengaruh gawai. Fenomena ini kemudian memunculkan pertanyaan.

Apa yang terjadi ketika dunia nyata tergantikan oleh dunia maya?

Dunia nyata dengan interaksi sosial, kontak fisik, dan pengalaman konkret, kini sudah mulai tergantikan oleh dunia virtual yang serba instan dan mudah dijangkau.

Fenomena ini sering kali terjadi dan menjadi perdebatan di masyarakat, terutama di kalangan orang tua yang khawatir akan perkembangan anak-anaknya.

Dunia virtual menawarkan kemudahan akses informasi, komunikasi tanpa batas geografis, dan hiburan yang tak ada habisnya. Namun, di sisi lain, fenomena ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi dampak negatifnya.

​Hilangnya interaksi sosial tatap muka dapat membuat individu, khususnya anak-anak dan remaja, mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial yang penting.

Mereka mungkin menjadi lebih nyaman berkomunikasi melalui gawai daripada berbicara langsung, yang bisa memengaruhi hubungan pribadi di masa depan.

Dampak Penggunaan Gawai Berlebihan

​Banyaknya waktu yang dihabiskan dengan menggunakan gawai pastinya dapat memicu masalah kesehatan mental pada anak maupun orang dewasa.

Hal itu dapat menyebabkan kecemasan dan depresi, terutama jika mereka terpapar pada tekanan media sosial atau perundungan siber. Bahkan akibat kurangnya aktivitas fisik juga bisa berdampak pada kesehatan jasmani.

Namun, jika kita ingat bersama bahwa gawai hanyalah alat yang bisa menjadi manfaat luar biasa jika digunakan dengan bijak, akan tetapi juga dapat menjadi bumerang jika disalahgunakan.

Akhirnya, peran krusial terletak pada orang tua, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan untuk menciptakan ekosistem yang sehat antara dunia nyata dan dunia digital.

Peran Orang Tua Dalam Mencegah Kecanduan Gawai

​Orang tua memiliki peran aktif dalam menjaga generasi penerusnya. Dimulai dari kebiasaan sehari-hari yang tidak melulu di depan layar.

Halaman: