
Meski begitu, kehadiran Jisoo juga menuai tanggapan beragam dari penggemar, terutama dari kalangan pembaca setia novel dan webtoon.
Beberapa kritikus menyoroti perubahan karakterisasi yang terlalu lemah lembut dibandingkan versi aslinya yang keras dan tegas. Film ini disutradarai oleh Kim Byung-woo dan diproduksi oleh Realies Pictures, dengan distribusi oleh Lotte Entertainment ke lebih dari 113 negara.
Proses syuting dilakukan di beberapa lokasi di Korea Selatan dengan pendekatan visual efek tinggi untuk menampilkan dunia yang telah hancur secara meyakinkan.
Dari segi produksi, film ini dipuji karena visualisasi sistem “scenario” dan “constellation”, Dua elemen penting dalam semesta cerita.
Namun, sejumlah penggemar merasa kecewa karena beberapa aspek penting dalam novel tidak dihadirkan dalam versi layar lebar, seperti kemampuan Bookmark, elemen Fourth Wall, dan narasi internal Kim Dokja yang memperkuat kesan dia sebagai pembaca maha tahu (omniscient reader).
Beberapa pengguna Reddit bahkan menyebut bahwa versi film terlalu menyederhanakan cerita kompleks yang menjadi daya tarik utama novel. Meski menuai kritik dari sebagian penggemar fanatik, film ini tetap mendapat sambutan hangat di pasar internasional. Penjualannya ke lebih dari seratus negara menunjukkan potensi komersial luar biasa dari konten adaptasi Korea.
Popularitas webtoon Korea yang terus meningkat di Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika Latin menjadi alasan utama banyak studio mulai serius menggarap adaptasi live action seperti ini.
Menurut data dari India Times (2025), karakter poster dan teaser trailer yang dirilis sebelum penayangan resmi telah mencapai lebih dari 10 juta tayangan dalam waktu seminggu.
Omniscient Reader: The Prophet adalah pengingat bahwa narasi bisa menjadi alat penyelamat sekaligus pengubah nasib. Dalam dunia yang dikendalikan oleh cerita, mengetahui jalan cerita bukan berarti memahami segalanya.
Film ini memperlihatkan bahwa meski seseorang tampak tahu segalanya, takdir tetap bergerak dengan caranya sendiri.
Dengan kekuatan visual yang memukau, alur cerita penuh kejutan, serta akting solid dari para pemeran, film ini pantas menjadi sorotan di tengah maraknya adaptasi webtoon ke layar lebar.
Dan bagi para pembaca lama web novel aslinya, film ini bisa menjadi pengantar nostalgia sekaligus ruang diskusi: sejauh mana fiksi boleh ditafsir ulang?