zetizen

Udah Umur Segini, Tapi Masih Pilih-Pilih Makanan? Ternyata Ada Alasannya Loh!

Sports And Health
Remaja Picky Eater. Source: Pexels By Mikhail Nilov

Zetizen - Kalau dengar istilah picky eater, kebanyakan orang langsung mikir soal anak kecil yang susah banget diajak makan sayur atau pilih-pilih lauk. Tapi ternyata, fenomena picky eater nggak berhenti di masa anak-anak aja. Banyak remaja bahkan orang dewasa yang masih punya kebiasaan pilih-pilih makanan. Pertanyaannya, kenapa ya udah umur segini masih picky eater?

Nggak Selalu Karena Manja

Banyak yang salah kaprah dengan menganggap picky eater identik dengan sifat manja atau nggak mau berkompromi. Padahal, kenyataannya lebih kompleks dari itu. Pola makan sejak kecil punya pengaruh besar terhadap selera seseorang ketika dewasa.

Kalau dulu jarang dikenalkan dengan beragam jenis makanan, wajar aja kalau sampai besar pun lidah jadi kurang terbiasa. Jadi, picky eater bukan soal gengsi atau gaya-gayaan, tapi memang bisa berakar dari kebiasaan sejak kecil.

Ada Faktor Psikologis di Balik Meja Makan

Selain kebiasaan, pengalaman buruk juga bisa meninggalkan jejak dalam ingatan seseorang. Misalnya, pernah muntah setelah makan seafood atau dipaksa makan sayur dengan cara yang kurang menyenangkan.

Hal-hal kecil semacam itu bisa bikin otak otomatis menolak makanan tertentu ketika dewasa. Bukan berarti lebay, tapi itu bagian dari respon psikologis yang nyata dan sulit diubah begitu saja.

Lidah Sensitif Itu Beneran Ada Loh!

Ada juga alasan biologis yang nggak bisa diabaikan, yaitu sensitivitas indera perasa. Beberapa orang punya lidah yang lebih sensitif terhadap rasa pahit, tekstur licin, atau aroma menyengat.

Karena itu, makanan seperti pare, jengkol, atau bahkan durian bisa terasa terlalu ekstrem buat mereka. Jadi kalau ada yang bilang “kok lebay banget sih nolak makanan itu,” sebenarnya mereka memang merasakan sensasi yang lebih kuat dibanding orang lain.

Tantangan Jadi Adult Picky Eater

Picky eater di usia dewasa jelas punya tantangan sendiri. Saat nongkrong bareng temen, mereka sering bingung cari tempat makan yang menunya bisa diterima semua. Kalau lagi ada acara keluarga, sering muncul rasa canggung karena seleranya beda sendiri.

Bahkan saat traveling, picky eater bisa kesulitan menyesuaikan diri dengan menu khas daerah tertentu. Situasi ini kadang bikin mereka dianggap ribet, padahal sebenarnya itu cuma cara mereka merasa nyaman saat makan.

Picky Eater Bukan Berarti Nggak Bisa Sehat

Meski begitu, picky eater bukan berarti nggak bisa punya pola makan yang sehat. Selama bisa menyeimbangkan kebutuhan gizi dengan makanan yang mereka suka, picky eater tetap bisa hidup sehat.

Salah satu caranya adalah mencoba mengenalkan diri secara perlahan dengan makanan baru. Nggak perlu langsung porsi besar, cukup dicicipi sedikit demi sedikit atau dikombinasikan dengan makanan yang lebih familiar. Lama-lama, lidah pun bisa mulai terbiasa.

Pada akhirnya, jadi picky eater di usia dewasa bukan sesuatu yang harus bikin malu. Justru dengan lebih selektif, banyak orang jadi lebih sadar sama apa yang masuk ke tubuhnya. Selama tetap bisa menjaga keseimbangan nutrisi, picky eater bukan masalah besar.

Jadi, kalau ada yang komentar, “masa udah umur segini masih pilih-pilih makanan?” santai aja. Karena picky eater bukan sekadar drama, tapi bagian dari keunikan diri yang punya alasan jelas di baliknya.