zetizen

Kenapa Gen Z Ngerasa Harus Banget Nonton, dan Gimana Cara Biar Nggak Terjebak?

Life
Bioskop. Source: Freepik

Zetizen – Scroll TikTok, lalu muncul potongan film yang rame banget di FYP. Komentar netizen penuh spoiler. Story IG teman-teman udah posting tiket bioskop dan cuplikan “reaksi” di dalam studio.

Dalam hati kamu langsung mikir: “Ya ampun, aku doang nih yang belum nonton?” Kalau kamu sering ngalamin ini, selamat! Kamu resmi kena FOMO bioskop.

Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) makin sering dialami Gen Z, khususnya saat ada film yang lagi viral. Rasanya seperti "dosa sosial" kalau belum nonton. Nggak nyambung saat nongkrong, takut kudet, bahkan insecure karena belum bisa ikut trend TikTok yang pakai sound atau potongan film tersebut.

Tapi... sebenernya wajib banget ya nonton setiap film yang viral? Atau kita cuma korban tren dan tekanan sosial?

Ketika Film Jadi Tren, Bioskop Jadi Wajib?

Zaman sekarang, nonton film bukan cuma soal nonton. Tapi juga soal update, pergaulan, bahkan image digital. Film udah jadi bagian dari tren yang membentuk identitas sosial Gen Z. Kalau nggak ikut, seolah kamu “bukan bagian dari komunitas”.

Contohnya film “The Last Train”, “Sijjin”, sampai “Mariposa 2”. Belum juga seminggu tayang, udah ada teori, meme, diskusi, dan sound viral. Ada juga challenge, “reaksi di bioskop”, bahkan konten makeup dan outfit terinspirasi dari karakter film. Semua media sosial dipenuhi itu. Efeknya? Kamu merasa harus buru-buru nonton.

“Jujur aja, aku nggak terlalu suka horor, tapi karena filmnya viral banget, aku bela-belain nonton biar nggak kudet,” kata Halimah (22), Mahasiswa UIN. “Padahal nontonnya setengah nutup mata.”

Rasa Takut Jadi Outsider

Yang bikin FOMO makin kuat adalah ketakutan dianggap ketinggalan. Saat teman-teman lagi seru bahas plot twist, teori karakter, atau ending sadis, kamu yang belum nonton cuma bisa jadi pendengar pasif. Itu bisa bikin kamu merasa “nggak nyambung”, dan akhirnya nyalahin diri sendiri.

Hal ini sebenarnya bisa berbahaya. Ketika kamu mulai menonton bukan karena minat, tapi karena takut nggak dianggap, kamu kehilangan kontrol atas pilihan hiburanmu sendiri.

Psikolog Bilang: FOMO Itu Manusiawi, Tapi Harus Disadari

Menurut Mahasiswa psikolog media dan generasi muda, Shafa , FOMO muncul karena otak manusia sangat responsif terhadap keterlibatan sosial. Apalagi Gen Z tumbuh di dunia digital yang hiper-terhubung.

“Masalahnya, kalau tidak disadari, FOMO ini bisa berkembang jadi tekanan psikologis yang bikin kamu merasa harus selalu ikut, meskipun kamu nggak nyaman atau tidak mampu.”

Bahkan, menurut riset terbaru dari Digital Wellness Lab, 6 dari 10 remaja mengakui mereka pernah nonton film viral hanya karena tekanan sosial.

FOMO Bikin Kantong Tipis dan Emosi Terkuras

Bioskop bukan tempat murah, apalagi kalau nontonnya berkali-kali dalam sebulan. Tiket hari biasa bisa Rp35-50 ribu, akhir pekan Rp70 ribuan. Tambah popcorn, transport, dan nongkrong setelahnya, sekali nonton bisa tembus Rp100 ribu lebih.

“Aku pernah nonton 4 film dalam 3 minggu. Total habis Rp400 ribuan lebih. Padahal dua filmnya biasa aja,” kata Vira (22), mahasiswa Hukum di Jember

Selain uang, FOMO juga bisa bikin kamu lelah secara mental. Nonton bukan lagi hiburan, tapi kewajiban. Kamu nggak bisa menikmati film dengan tenang karena udah keburu merasa tertekan oleh tren.

Halaman: