zetizen

Gaya Hidup Low Exposure: Diam di Media Sosial, Nyaman di Kehidupan Nyata

Life
Sumber : iStock

Zetizen - Di tengah derasnya arus informasi dan eksistensi digital, ada kelompok individu yang memilih jalan sebaliknya: diam. Mereka tak memublikasikan aktivitas harian, tak membagikan lokasi, dan bahkan seringkali tidak menampilkan wajah atau identitas asli di media sosial.

Gaya hidup ini dikenal dengan istilah low exposure lifestyle, gaya hidup minim paparan di dunia maya.

Fenomena ini menarik karena terjadi justru di zaman ketika paling UpToDate di media sosial dianggap nilai sosial. Unggahan tentang pencapaian, gaya hidup, hingga rutinitas harian seolah menjadi keharusan yang tak tertulis.

Namun, bagi sebagian orang, memilih untuk tidak membagikan apa pun menjadi bentuk perlawanan atas tekanan itu. Alasan utama dari gaya hidup ini adalah kebutuhan akan privasi dan ketenangan.

Berdasarkan laporan Digital Civility Index yang dirilis oleh Microsoft pada tahun 2020, sebanyak 34% pengguna internet di Indonesia mengalami risiko keamanan digital karena oversharing.

Ini menunjukkan bahwa terlalu banyak membagikan informasi pribadi di internet bisa berdampak negatif pada keamanan dan kenyamanan individu.

Selain itu, meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental juga turut mendorong orang untuk membatasi eksistensi daring.

Menurut survei yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA) pada tahun 2023, 46% responden Gen Z merasa cemas setelah membuka media sosial, terutama karena kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain.

Gaya hidup low exposure menjadi alternatif untuk menjaga kesehatan mental di tengah budaya digital yang penuh ekspektasi. Dengan tidak membagikan momen secara daring, seseorang bisa menikmati kehidupan tanpa merasa perlu mendapat validasi dari dunia maya.

Tren low exposure mulai terlihat menonjol sejak pandemi COVID-19 melanda. Ketika hampir semua aktivitas beralih ke ranah daring, sebagian orang mulai merasa lelah dan jenuh dengan media sosial.

Di saat yang sama, muncul kebutuhan untuk memilah mana yang pantas untuk dibagikan dan mana yang sebaiknya tetap menjadi konsumsi pribadi.

Perkembangan ini juga beriringan dengan meningkatnya literasi digital di kalangan muda. Alih-alih menghapus akun, mereka memilih untuk tetap hadir namun pasif: tidak memposting, tidak menanggapi tren viral, bahkan tidak mengunggah foto apapun selama berbulan-bulan. Kehadiran mereka di dunia maya nyaris seperti bayangan.

Mereka yang menjalani gaya hidup low exposure datang dari berbagai kalangan, namun dominan dari generasi muda dan profesional yang menyadari nilai dari menjaga ruang pribadi.

Beberapa figur publik pun turut menjalani gaya hidup serupa. Aktor Keanu Reeves dikenal jarang mengekspos kehidupan pribadinya, meskipun berada dalam sorotan.

Halaman: