
Remaja dan anak-anak, yang masih membentuk pola pikir dan mudah dipengaruhi.
Ibu rumah tangga, terutama yang mengandalkan media sosial sebagai sumber utama informasi.
Masyarakat dengan tingkat literasi digital rendah, yang cenderung menerima informasi tanpa verifikasi.
Strategi Melawan hoax di Era Konten Singkat
1. Periksa akun pengunggah
Jangan mudah percaya hanya karena kontennya viral. Cek apakah akun tersebut pernah memuat informasi kredibel dan apakah mengutip sumber resmi seperti Kominfo, WHO, atau media arus utama.
2. Waspadai gaya penyampaiannya
Jika konten terlalu emosional, penuh amarah, atau bombastis, besar kemungkinan itu dibuat untuk memanipulasi. Gunakan logika, bukan emosi.
3. Lakukan reverse search dan cek fakta
Gunakan Google Lens atau situs pemeriksa fakta seperti Turn Back Hoax, CekFakta Tempo, dan Kominfo untuk menelusuri konteks asli gambar atau video yang mencurigakan.
4. Cek tanggal dan konteks
Banyak hoax berasal dari video lama yang dikemas ulang dengan narasi baru. Periksa kapan video pertama kali diunggah dan apakah konteksnya masih relevan.
5. Jangan konsumsi dari satu platform saja
Konsumsi informasi dari berbagai sumber agar tidak terjebak dalam echo chamber yang memperkuat bias informasi.
6. Ikuti akun edukatif dan kredibel
Dengan mengikuti akun-akun yang menyajikan konten berbasis fakta, kita bisa “membersihkan” timeline dari banjir informasi palsu.
Era konten pendek menuntut kita untuk lebih waspada terhadap informasi yang dikonsumsi. Kecepatan tidak selalu berarti kebenaran. Tanpa verifikasi dan literasi digital yang memadai, kita bisa dengan mudah menjadi korban dari arus informasi yang menyesatkan. Dengan sikap kritis dan aktif memilih sumber yang kredibel, kita bisa menjadi bagian dari solusi, bukan justru memperparah masalah.