
Zetizen - Tahukah kamu? Lagu “Muak” dari Aruma menggambarkan rasa lelah dan kecewa dari seseorang yang pernah terjebak dalam hubungan yang tak lagi bermakna.
Lewat liriknya, lagu ini menyuarakan perasaan ketika cinta yang dulu begitu membara perlahan berubah menjadi luka yang tak kunjung sembuh dan menghadirkan rasa muak yang sulit diabaikan.
Dirilis pada 21 Juni 2024 sebagai bagian dari album “Berbunga”, lagu ini menghadirkan suara hati yang penuh makna bagi siapa saja yang pernah merasakan kepedihan cinta.
Cinta yang Pernah Membara, Kini Tinggal Luka
Di awal lagu, Aruma mengekspresikan perjalanan cinta yang awalnya penuh semangat tapi akhirnya berujung pada kebingungan dan sakit hati.
Lirik “Awal menggebu-gebu, ujungnya semua rancu” mengisahkan bagaimana sebuah cinta yang indah bisa berakhir dengan rasa kecewa yang begitu dalam.
Lagu ini bukan sekadar kisah romantis biasa, tapi cerminan nyata bahwa cinta bisa membawa luka yang tak mudah untuk dihilangkan.
Pesan yang dibawa lagu ini mengingatkan kita bahwa dalam cinta, tak semua kisah berakhir bahagia. Terkadang, rasa sakit justru menjadi bagian penting dari perjalanan untuk tumbuh dan melangkah menuju masa depan yang lebih baik.
Rasa Muak Karena Janji yang Tak Pernah Ditepati
Melalui lirik “Katanya cinta sedalam samudra, bohong nyata kita berakhir juga” menggambarkan kekecewaan terhadap janji-janji cinta yang tak terpenuhi.
Perasaan muak yang disuarakan dalam lagu ini mencerminkan hati seseorang yang lelah karena terus berharap, namun yang didapatkan justru luka yang semakin dalam.
Lagu ini mengingatkan pentingnya mengenali kapan cinta sudah tidak sehat dan harus diakhiri demi kebaikan diri sendiri.
Ini juga menjadi pengingat bahwa mencintai diri sendiri lebih utama daripada bertahan dalam hubungan yang penuh kebohongan dan tidak lagi bermakna.
Luka yang Tak Kunjung Sembuh, Menjadi Beban Berat Hati
“Muak” juga menyampaikan bagaimana luka lama yang belum sempat sembuh, kerap kali kembali terasa sakit ketika tertusuk oleh luka yang baru.