
Zetizen - Pernah nggak kamu merasa capek banget berjuang, tapi hasilnya nggak sesuai harapan? Seolah dunia nggak adil dan kamu selalu jadi yang paling kalah?
Lagu Secukupnya dari Hindia dengan jujur menangkap keresahan anak muda zaman sekarang, tentang belajar ikhlas dan menerima hidup apa adanya.
Dirilis tahun 2019 sebagai bagian dari album Menari dengan Bayangan, lagu ini jadi suara bagi banyak anak muda yang tengah bergulat dengan rasa gagal dan tekanan hidup.
Dengan lirik yang dalam dan musik yang menenangkan, lagu ini seakan mengajak kita berdamai dengan kenyataan. Yuk, simak makna mendalam dari lagu “Secukupnya” berikut ini.
Gambaran Keresahan Anak Muda yang Sering Merasa Gagal dan Tak Adil
Lirik pembuka “Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?” langsung menyentuh hati. Hindia berhasil merefleksikan perasaan anak muda yang sering sulit tidur karena pikiran tentang masa depan dan beban hidup yang berat.
Lagu ini jujur mengakui bahwa banyak dari kita merasa terpinggirkan, kecewa, dan gagal dalam perjuangan.
Lirik “Kita semua gagal” bukan sekadar patah semangat, tapi pengakuan realitas pahit yang banyak dirasakan generasi muda saat ini.
Jika kamu sering merasa terbebani oleh harapan dan ketidakadilan, lirik ini seperti cermin yang menguatkan kamu bahwa kamu tidak sendiri.
Pesan untuk Berhenti Bersedih dan Tidak Terlalu Membandingkan Diri
Meski suasana lagu penuh rasa sedih, Hindia mengajak kita untuk “bersedihlah secukupnya.” Artinya, wajar merasa sedih tapi jangan sampai terjebak dalam kesedihan yang berlarut-larut.
Lewat lirik “Berlomba jadi asri mengais validasi” mengingatkan kita agar tidak terus-terusan membandingkan diri dengan orang lain demi mendapatkan pengakuan. Kebiasaan ini sering membuat kita semakin merasa kurang dan gagal.
Dengan kata lain, Secukupnya mendorong kita untuk lebih mencintai diri sendiri dan menerima siapa kita tanpa perlu terus mengejar standar orang lain.
Ikhlas Menerima Kenyataan, Karena Semua Pasti Ada Gantinya
Bagian paling menyentuh dari lagu ini ada di baris “Semua yang sirna kan kembali lagi, semua yang sirna kan nanti berganti.” Ini adalah pesan kuat tentang ikhlas dan harapan.