
Zetizen - Nama Carlo Ancelotti, pelatih timnas Brasil dan mantan arsitek keberhasilan Real Madrid, kembali mencuat ke berita utama. Namun bukan karena gelar juara. Dia baru saja dijatuhi hukuman penjara selama satu tahun, ditambah denda sebesar €386.361 atau sekitar Rp7,35 triliun, setelah dinyatakan bersalah atas penggelapan pajak terkait pendapatan hak citra pada 2014. Kasus ini menegaskan kembali sorotan otoritas pajak Spanyol terhadap eksponen sepak bola papan atas.
Sebuah pengadilan di Madrid memvonis Ancelotti atas satu pelanggaran pajak, pada tahun 2014, karena tidak mengungkapkan pendapatannya dari hak citra melalui perusahaan-perusahaan cangkang di luar negeri, antara lain di Kepulauan Virgin. Ia sempat berdalih bahwa tak bermaksud menghindari pajak, namun percaya semua sudah diatur oleh akuntan dan pemegang kontraknya di klub. Namun hakim menyimpulkan ada niat menyembunyikan pendapatan tersebut.
Meski dijatuhi hukuman satu tahun penjara, hukum di Spanyol mengatur bahwa pelanggaran pajak non-kekerasan—seperti yang dilakukan Ancelotti—jarang berujung pada penahanan jika durasi hukumannya di bawah dua tahun. Akibatnya, Ancelotti tidak dipenjara dan hanya diwajibkan membayar denda. Selain itu, ia juga tidak akan menerima subsidi publik atau insentif pajak selama tiga tahun ke depan.
Sempat ada dakwaan juga untuk tahun 2015, tapi Ancelotti dibebaskan dari kasus itu karena pengadilan tidak menemukan cukup bukti bahwa ia masih tinggal di Spanyol lebih dari 183 hari selama tahun tersebut. Fakta ini menunjukkan bahwa tinggal di luar negeri membantu meringankan status hukum, meski tetap tak membebaskannya dari tanggung jawab terkait tahun sebelumnya .
Bagaimana semuanya terjadi? Kronologinya bermula dari penyelidikan panjang yang diluncurkan pada 2020, saat Ancelotti masih melatih Everton dan kemudian kembali melatih Real Madrid. Otoritas pajak Spanyol menemukan bahwa ia menyembunyikan lebih dari €1 juta atau sekitar Rp19,03 triliun. Pendapatan hak citra selama dua tahun tersebut. Proses hukum memuncak pada April 2025, ketika pengadilan Madrid secara resmi meyidangkan kasus ini, dan putusannya diumumkan pada 9 Juli 2025 .
Keputusan ini menempatkan Ancelotti dalam barisan publik figur sepak bola yang pernah berurusan dengan otoritas pajak Spanyol, seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Jose Mourinho. Sementara beberapa dari mereka menghadapi hukuman penjara yang ditangguhkan, yang lain harus membayar denda besar tapi menghindar dari tahanan.
Pada usianya yang kini 66 tahun, dia dikenal sebagai pelatih dengan lima gelar Liga Champions. Sumber : Getty Images
Dampak dari vonis ini tidak berhenti pada denda dan penghindaran hukuman penjara. Sebagai pelatih timnas Brasil, Ancelotti kini menghadapi tekanan reputasi menjelang pertandingan penting di kualifikasi Piala Dunia 2026. Federasi Sepak Bola Brasil hingga kini belum memberikan komentar resmi, meski tim hukum Ancelotti menyatakan menerima putusan dan masih menyiapkan langkah hukum lanjutan .
Prestasi Ancelotti tentu masih gemilang. Pada usianya yang kini 66 tahun, dia dikenal sebagai pelatih dengan lima gelar Liga Champions, tiga bersama Real Madrid, dua bersama AC Milan, dan gelar liga di lima negara besar Eropa. Namun vonis ini menandai babak baru dalam perjalanan kariernya, yang kini harus berhadapan dengan dinamika hukum dan opini publik yang tak bisa dihindari.
Meski demikian, kasus ini memberikan pelajaran penting: bahwa status ternama sekalipun tidak membuat seseorang kebal dari regulasi pajak. Dalam lanskap hukum, nama besar bukan jaminan, dan pengelolaan keuangan pribadi menuntut transparansi, terutama di ranah hak citra, yang cukup kompleks dan kerap menjadi fokus audit pajak.
Vonis ini mungkin tidak mengubah strategi Ancelotti di lapangan, namun memberikan refleksi penting bagi dunia sepak bola: bahwa kepatuhan pajak adalah fondasi tak terpisahkan dari profesionalisme. Kini, Ancelotti memasuki fase baru dalam kariernya—di mana reputasi dan tanggung jawab hukum berjalan beriringan. Sebuah pengingat bahwa di balik gemerlap stadion, setiap tindakan tetap membawa konsekuensi.