zetizen

Temenan Sama Mantan? Bisa Banget, Asal Tahu Batasnya

Life
Source: Freepik

Zetizen - Putus cinta sering kali diasosiasikan dengan akhir dari segalanya: komunikasi terhenti, kontak dihapus, bahkan saling menghindar di tempat umum. Namun, tidak semua kisah berakhir seperti itu.

Ada pula yang memilih tetap menjalin hubungan baik sebagai teman setelah hubungan romantis usai.

Pertanyaannya, mungkinkah berteman dengan mantan tanpa terbawa perasaan atau konflik emosional baru?

Seiring berkembangnya pola pikir tentang hubungan, berteman dengan mantan bukanlah hal yang asing lagi.

Sebagian orang menganggap mantan sebagai bagian dari masa lalu yang pernah penting, dan bukan berarti harus dihapus sepenuhnya dari kehidupan.

Namun, tentu saja, ini bukan pilihan yang cocok untuk semua orang. Ada batasan yang perlu dipahami agar hubungan tersebut tetap sehat, baik secara emosional maupun sosial.

Mengapa Beberapa Orang Memilih Berteman dengan Mantan?

Menurut psikolog klinis Dr. Kristin Davin, beberapa mantan pasangan memilih untuk tetap berteman karena mereka telah membangun fondasi komunikasi yang kuat, memiliki kesamaan nilai, atau berada dalam lingkaran sosial yang sama.

Dalam kasus tertentu, pasangan yang berpisah secara damai dan dewasa cenderung lebih mampu mempertahankan hubungan pertemanan yang sehat.

Motivasi untuk tetap berteman juga bisa datang dari keinginan untuk menjaga kedekatan emosional, terutama jika hubungan tersebut berakhir bukan karena konflik besar, melainkan karena faktor eksternal seperti jarak, prioritas hidup, atau waktu yang tidak tepat.

Batas yang Harus Dijaga

Meskipun mungkin, berteman dengan mantan bukan tanpa risiko. Salah satu kesalahan paling umum adalah tidak adanya batasan yang jelas.

Tanpa kejelasan, pertemanan ini bisa menimbulkan kebingungan emosional atau menyulitkan hubungan baru, baik bagi salah satu pihak maupun pasangan barunya.

Pakar hubungan Dr. Jenn Mann, penulis buku The Relationship Fix, menyarankan bahwa batasan adalah kunci dalam menjaga kedekatan yang sehat dengan mantan.

Batasan ini bisa berupa frekuensi komunikasi, topik obrolan, dan kejelasan tentang status hubungan.

Ia menekankan pentingnya kejujuran pada diri sendiri: apakah pertemanan ini benar-benar netral, atau masih ada emosi yang belum selesai?

Tidak Semua Hubungan Patut Dipertahankan

Berteman dengan mantan bukanlah keharusan, apalagi jika hubungan sebelumnya menyimpan luka yang dalam.

Halaman: