
Zetizen - Hari ini kabar tentang Sule bikin banyak orang terdiam. Beberapa waktu lalu, video Sule yang terbaring lemah dengan infus beredar luas di media sosial. Netizen kaget, antara percaya dan nggak: kok bisa ikon lawak Indonesia itu sampai segitu sakitnya?
Dari Jualan Jagung ke “Prikitiew”
Sebelum dikenal sebagai raja OVJ, hidup Sule jauh dari gemerlap. Masa kecilnya diisi dengan bantu orang tua jualan bakso, ayam goreng, sampai jagung rebus. Dari situlah dia terbiasa “ngebanyol”, menghibur orang sekitar biar dagangan laku. Sifat kocaknya terbawa sampai dewasa, apalagi setelah jargon “prikitiew” lahir dan meledak.
Buat anak 2000-an, kata itu bukan sekadar kata. Ia jadi bagian dari pop culture: muncul di obrolan tongkrongan, status Facebook, bahkan dijadikan nada dering. “Prikitiew” seakan simbol era ketika televisi masih jadi hiburan utama, dan Sule ada di garda depan.
Panggung OVJ dan Popularitas Tanpa Henti
Bersama OVJ, Sule seolah nggak pernah berhenti hadir di layar kaca. Mulai dari parodi legenda, drama absurd, sampai nyanyi-nyanyi kocak, Sule jadi pusat perhatian. Popularitasnya nggak cuma di TV, tapi juga merambah ke musik, film, bahkan YouTube.
Kita terbiasa melihat Sule selalu bertenaga, penuh improvisasi, jarang terlihat lelah. Mungkin karena itu, kabar sakitnya terasa “nggak masuk akal” buat banyak orang.
Kronologi Sakit: Dari Indramayu ke Isu Liver
Awalnya, Sule sudah merasa nggak enak badan sejak 9 Agustus lalu. Tapi jadwal syuting video klip di Indramayu tetap dia jalani. Hasilnya fatal: kondisinya drop, sampai harus diinfus di hotel. Video yang memperlihatkan tubuhnya terbaring pun menyebar luas.
Publik sempat heboh dengan kabar simpang siur: ada yang bilang tipes, anemia, bahkan liver keras. Sule akhirnya buka suara yang benar, dia mengalami infeksi pencernaan dan sudah lama punya riwayat maag. “Bukan liver, saya masih bisa kerja,” katanya, menepis gosip yang terlalu jauh.
Reaksi Publik: Doa, Meme, dan Nostalgia
Warganet sontak membanjiri media sosial dengan doa. Ada yang tulus mengirimkan harapan sembuh, ada pula yang sambil bernostalgia: mengunggah potongan video lama OVJ, lengkap dengan “prikitiew” yang dulu menemani masa kecil.
Di titik ini, Sule kembali membuktikan: keberadaannya lebih dari sekadar pelawak. Dia bagian dari ingatan kolektif. Sakitnya bikin kita sadar bahwa orang yang selalu membuat kita tertawa juga manusia yang bisa jatuh sakit, bahkan rapuh.
Refleksi: Ketika Pelawak Butuh Istirahat
Kita sering lupa bahwa artis, apalagi komedian, punya beban fisik dan mental berat. Mereka dituntut selalu ceria, selalu bertenaga, seakan nggak pernah boleh sedih atau lemah. Padahal di balik tawa, ada tubuh yang bisa drop, ada jiwa yang juga butuh istirahat.
Sule yang dulu bikin kita ngakak dengan “prikitiew” kini bikin kita berdoa bersama. Semoga lekas sembuh, semoga bisa kembali dengan energi khasnya, semoga tetap jadi bagian dari budaya kita.
Karena tawa yang pernah dia bagi bukan main-main: itu adalah bagian dari masa kecil kita. Dan sekarang, giliran kita memberi balik, lewat doa, empati, dan harapan agar Sule segera pulih.