zetizen

Kenapa Lagu Hindia Makin Relate Saat Kita Dewasa?

Music
Baskara Putra (Hindia), Source: Pinterest

Zetizen - Sekarang, setelah umur makin nambah, entah masuk kuliah, sibuk skripsi, atau udah mulai kerja, lagu-lagu Hindia tiba-tiba jadi lebih ngena. Lirik yang dulu kita nyanyiin asal hafal, sekarang bisa bikin mikir lama. Jadi sebenarnya, kenapa lagu Hindia makin terasa relate pas kita makin dewasa?

1. Liriknya Ngomongin Hal-Hal yang Dekat Banget

Hindia punya gaya nulis lirik yang simpel tapi penuh makna. Dia sering bahas soal keluarga, pekerjaan, pertemanan, kehilangan, sampai rasa takut gagal. Hal-hal itu mungkin nggak begitu kerasa waktu kita masih sekolah, karena fokusnya cuma ujian, geng kelas, atau OSIS.

Tapi begitu dewasa, kita mulai ngalamin sendiri: tanggung jawab yang makin berat, hubungan yang rumit, atau rasa bingung soal masa depan. Saat itu, lirik-lirik Hindia yang dulu biasa aja, tiba-tiba jadi kayak cermin hidup.

Contohnya di Evaluasi ada bait yang bilang soal beban pikiran, atau di Untuk Apa / Untuk Apa? yang nyentil soal pencarian makna hidup. Pas remaja, mungkin sekadar enak didengar. Tapi pas dewasa? Rasanya kayak ditampar halus.

2. Kita Lagi Masuk Fase “Quarter Life Crisis”

Anak muda di usia 20-an biasanya ngalamin transisi besar: dari sekolah ke kuliah, atau dari kuliah ke dunia kerja. Fase ini sering disebut quarter life crisis, di mana kita banyak mempertanyakan arah hidup.

Nah, lagu-lagu Hindia sering banget nyuarain keresahan itu. Secukupnya misalnya, dengan pesan bahwa semua orang pasti akan kehilangan. Waktu SMA, mungkin kita nyanyiin sambil bercanda. Tapi setelah ngalamin kehilangan beneran, entah sahabat yang menjauh, keluarga yang berpulang, atau mimpi yang gagal, lagu itu langsung punya makna yang beda.

3. Hindia Tumbuh Bersama Pendengarnya

Hindia debut solo sekitar 2018, pas banyak anak muda generasi kita lagi ada di fase transisi. Jadi bisa dibilang, musiknya tumbuh bareng sama pendengarnya. Dari masih remaja polos, sampai sekarang lebih dewasa dan penuh pertanyaan, kita kayak ditemani oleh lagu-lagunya.

Itulah kenapa tiap kali ada rilis baru, rasanya selalu kebetulan banget sesuai sama kondisi hidup kita saat itu. Padahal sebenarnya, memang kita dan Hindia sama-sama lagi jalan di fase pertumbuhan yang mirip.

4. Musiknya Jadi Pengingat Sekaligus Pelukan

Lirik Hindia bukan cuma nyeritain keresahan, tapi juga kasih semacam penguatan. Lagu-lagu dia sering punya nada pasrah tapi hangat, kayak bilang, “Ya udah, semua orang juga ngalamin ini, dan kita nggak sendirian.”

Makanya, buat banyak anak muda, lagu Hindia jadi semacam pelukan. Saat kita capek sama dunia, musiknya hadir bukan buat ngasih solusi instan, tapi buat nemenin. Dan kadang, itu lebih penting daripada sekadar motivasi.

Jadi, kenapa lagu Hindia makin relate saat kita dewasa? Jawabannya sederhana: karena kita sendiri yang berubah. Dulu kita nyanyiin lagunya karena populer, sekarang kita resapi liriknya karena relevan sama kehidupan.

Musik Hindia kayak diary kolektif anak muda Indonesia, yang bisa jadi awalnya cuma sing along, tapi lama-lama jadi soundtrack perjalanan hidup. Pertanyaannya sekarang, seiring kita makin bertambah umur, kira-kira lagu Hindia apa lagi yang bakal terus ngehantam kita di fase berikutnya?