zetizen

Fenomena Jum'atan di Pestapora: Ibadah Tetap Jalan, Musik Tetap Keras

Music
Shalat Jumat Pestapora Diimami Rhoma Irama, Source: Bisnis.com

Zetizen - Biasanya festival musik, tuh, identik dengan sound systemnya yang kenceng dan ramai penonton. Tapi kali ini, hingar-bingar berhenti sejenak buat menunaikan salat Jumat.

Konser yang Nggak Cuma Hiburan

Sejak awal, Pestapora memang dikonsep sebagai festival musik yang ramah anak muda. Line up artisnya selalu campur-campur: dari musisi indie, band legendaris, sampai musisi pop yang lagi hits. Jadi wajar kalau audiensnya datang dari berbagai latar belakang.

Tapi tahun ini ada yang beda. Di sela-sela jadwal manggung, panitia menyediakan waktu dan ruang khusus untuk salat Jumat. Jadinya, meski lagi seru-serunya nonton musisi idola, penonton tetap bisa ibadah tanpa takut ketinggalan vibe konser.

Langkah ini dianggap inovatif banget, karena biasanya festival musik fokus pada show saja. Pestapora justru ngasih contoh bahwa hiburan bisa tetap berjalan tanpa melupakan identitas dan kebutuhan spiritual audiens.

Fenomena Baru di Dunia Konser Indonesia

Kalau di luar negeri, kita jarang banget lihat festival musik ngasih space untuk ibadah. Wajar sih, karena konteks budaya dan agamanya juga beda. Tapi di Indonesia—di mana mayoritas masyarakatnya muslim fenomena ini jadi terobosan.

Banyak penonton yang awalnya kaget: “Serius nih, di tengah festival ada Jumatan?” Tapi justru karena itu, Pestapora dapet apresiasi besar. Banyak yang berharap langkah ini bisa jadi standar baru buat event-event musik lain di Indonesia. Soalnya, jumlah penonton festival itu ribuan, dan nggak semua orang mau ninggalin acara berjam-jam cuma buat salat di luar venue.

Respon Penonton: Antara Haru dan Bangga

Di TikTok dan Twitter (X), beredar banyak video suasana Jumatan di tengah festival. Ada yang rekam barisan jamaah yang tertib, ada juga yang capture momen panggung berhenti sejenak. Kolom komentar pun banjir rasa bangga.

Banyak penonton yang bilang momen ini bikin mereka merasa tenang. “Akhirnya bisa ibadah tanpa merasa harus milih: mau salat atau mau nonton,” tulis salah satu netizen. Ada juga yang merasa terharu karena momen ini nunjukin kalau konser bisa tetap menghargai nilai-nilai yang penting buat penontonnya.

Musik, Iman, dan Identitas Anak Muda

Fenomena Jum'atan di Pestapora nunjukin hal penting: anak muda nggak harus pilih antara dunia hiburan dan spiritualitas. Dua hal itu bisa jalan bareng kalau difasilitasi dengan baik. Justru, langkah kayak gini bikin konser jadi makin inklusif, karena menghargai semua sisi kehidupan audiensnya.

Buat banyak orang, musik itu tempat pelarian, sementara ibadah adalah pegangan. Kalau keduanya bisa hadir di ruang yang sama, itu jadi bukti bahwa identitas anak muda Indonesia memang kompleks dan itu nggak masalah.

Pestapora sukses mencetak sejarah baru di dunia festival musik Indonesia. Dengan menghadirkan ruang Jumatan, mereka nunjukin kalau konser bukan cuma soal bersenang-senang, tapi juga soal menghargai kebutuhan penonton.

Fenomena ini sekaligus jadi refleksi: mungkin sudah saatnya festival musik besar lain ikut memberikan ruang yang sama. Karena pada akhirnya, ibadah dan musik sama-sama bisa jadi cara kita merasa lebih hidup.

Jadi, kalau tahun depan kamu datang ke Pestapora, siap-siap bukan cuma sing along bareng musisi favorit, tapi juga merasakan vibe unik saat konser berhenti sejenak untuk sesuatu yang lebih besar.