
Zetizen - Netflix kembali menghadirkan kejutan besar lewat film animasi orisinal berjudul KPop Demon Hunters. Sejak dirilis pada 20 Juni 2025, film ini langsung mencuri perhatian dunia dan menjadi salah satu rilis tersukses sepanjang masa di platform tersebut.
Dalam hitungan hari, KPop Demon Hunters melesat ke posisi kedua film terpopuler Netflix secara global, sekaligus menorehkan prestasi sebagai film animasi dengan jumlah penonton tertinggi dalam sejarah Netflix.
Tak hanya itu, film ini juga mendapat sambutan luar biasa dari para kritikus dengan 97 persen ulasan positif di Rotten Tomatoes, menjadikannya salah satu animasi dengan rating terbaik di tahun ini.
Bagaimana sebuah film tentang girl group K-pop bisa sedahsyat ini? Mari kita bahas lebih dalam.
Kisah HUNTR/X: Antara Panggung Gemerlap dan Perang Melawan Iblis
Demon Hunters mengisahkan tentang HUNTR/X, sebuah grup idola K-pop perempuan yang menyimpan rahasia besar: mereka adalah keturunan pemburu iblis.
Dengan kekuatan gaib yang mereka warisi, para anggota HUNTR/X tak hanya bersaing di panggung musik, tetapi juga berjuang melawan makhluk-makhluk jahat yang mengancam dunia.
Di balik sorotan lampu dan teriakan penggemar, para anggota hidup dalam dilema identitas ganda. Rumi, salah satu tokoh utama, harus menyeimbangkan kehidupannya sebagai bintang pop dan pejuang melawan kekuatan kegelapan.
Konflik semakin rumit ketika muncul The Saja Boys, sebuah boyband saingan yang ternyata adalah sekumpulan iblis berwujud manusia.
Konfrontasi antara HUNTR/X dan The Saja Boys menjadi inti konflik film ini, yang memadukan drama khas dunia K-pop dengan unsur fantasi dan mitologi kuno Korea.
Perpaduan ini membuat KPop Demon Hunters terasa unik, berbeda, dan segar di antara deretan animasi yang ada.
Inspirasi Karakter: Dari Idola Nyata hingga Budaya Korea
Film ini digarap oleh sutradara Maggie Kang, seorang sineas Korea-Kanada yang mengaku menulis kisah ini dari pengalaman pribadinya.
Kang ingin mengangkat tema identitas dan penerimaan diri, sesuatu yang sering dialami banyak orang. Ia juga menekankan keinginannya untuk menampilkan budaya Korea secara autentik di layar global.
Dalam wawancara dengan CNA, Kang mengatakan film ini banyak terinspirasi oleh bintang K-pop generasi pertama seperti H.O.T. dan Seo Taiji and Boys, serta pembuat film peraih Oscar Bong Joon-ho.
“Saya ingin menulis cerita tentang bagaimana seseorang terkadang harus menyembunyikan bagian dirinya karena rasa malu,” ujarnya.
Ketika film ini tayang, para penggemar segera berspekulasi tentang kemiripan karakter dengan idola sungguhan. HUNTR/X, misalnya, disebut banyak terinspirasi dari grup K-pop terkenal seperti Blackpink, Itzy, dan Twice.