
Zetizen - Runtuh bukan sekadar lagu mellow yang penuh kesedihan. Ia adalah suara dari mereka yang sudah terlalu lama berpura-pura kuat. Lagu ini menyuarakan sesuatu yang jarang diungkap secara terang-terangan: kelelahan emosional, luka yang tak terlihat, dan keinginan sederhana untuk bisa menangis tanpa rasa bersalah.
Lewat suara lembut dan lirik yang jujur, Feby Putri bersama Fiersa Besari menyampaikan perasaan yang sangat manusiawi—rasa ingin berhenti sejenak dari tuntutan untuk selalu terlihat baik-baik saja. Lagu ini tidak memberi solusi ajaib. Sebaliknya, Runtuh memberi ruang untuk jujur pada diri sendiri: bahwa tidak apa-apa merasa hancur.
Pesan utama dari lagu ini adalah tentang keberanian untuk mengakui luka, bukan menyembunyikannya. Kita terbiasa dengan kalimat “bersyukur saja” atau “semua akan baik-baik saja” sebagai bentuk penghiburan. Tapi lagu ini mengingatkan: menerima rasa sakit juga bagian dari proses untuk benar-benar sembuh.
Makna ini semakin kuat karena dinyanyikan dengan penuh perasaan oleh Feby, yang dikenal dengan lirik-lirik kontemplatifnya. Kehadiran Fiersa Besari menambah kedalaman emosional lagu ini—dua musisi dengan sensitivitas tinggi berpadu dalam harmoni yang tenang tapi menyentuh.
Dirilis pada Oktober 2021, Runtuh langsung menyentuh hati banyak pendengar. Lagu ini viral di TikTok dan Instagram sebagai soundtrack curahan hati.
Lirik Lagu Runtuh
Ku terbangun lagi
Di antara sepi
Hanya pikiran yang ramai
Mengutuki diri
Tak bisa kembali
'Tuk mengubah alur kisah
Ketika mereka meminta tawa
Ternyata rela tak semudah kata
Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis
Sebelum kembali membohongi diri?
Ketika kau lelah
Berhentilah dulu
Beri ruang, beri waktu
Mereka bilang, "Syukurilah saja"
Padahal rela tak semudah kata
Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis
Sebelum kembali membohongi diri?
Ha-ha, ha-ah-ah
Ha-ha, ha-ah-ah
Ha-ha, ha-ah-ah-oh
Kita hanyalah manusia yang terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis?
Ku tak ingin lagi membohongi diri
Ku ingin belajar menerima diri