Are You a Zetizen?
Show Menu

Zuvier: Alat Penyaring Minyak Bekas Buatan Mahasiswa Universitas Brawijaya

Zetizen Zetizen 23 Sep 2016
Zuvier: Alat Penyaring Minyak Bekas Buatan Mahasiswa Universitas Brawijaya

 

Zetizen.com – Kebiasaan orang Indonesia yang masak pakai minyak bekas nggak layak pakai bakal terhenti nih. Berkat penemuan baru mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, minyak bekas disulap jadi minyak layak konsumsi yang terjamin kualitasnya. Alat bernama zuvier itu bahkan meraih medali emas dalam International Young Invention Award (IYIA) 2016 untuk kategori Bioteknologi. Lalu, seperti apa sih fungsi dan kelebihan dari Zuvier? Yuk, cari tahu!

 

Bantu Orang Indonesia yang Gemar Menggoreng

Selalu ada ide unik di balik lahirnya produk inovatif. Nggak terkecuali untuk Zuvier. Salah seorang perakit Zuvier, Indra Barani, mengaku ide membuat penyaring minyak karena dia melihat kebiasaan orang yang lebih sering menggoreng makanan daripada merebus atau memanggang. Jadi, alat yang diciptakan pun bakal berguna untuk orang banyak.

“Kami mengamati orang Indonesia lebih banyak menggoreng daripada merebus. Masalahnya, minyaknya yang dipakai kadang sampai hitam banget. Makanya, kita cari cara gimana menyaring minyak sisa itu biar bisa dipakai lagi,” kata Indra yang juga mahasiswa jurusan Teknik Mesin itu.

Saat ini, pasaran emang udah ngejual minyak hasil saringan dengan harga murah. Tapi sulit dipastikan kualitas dari minyak sulingan itu. Nah, kepastian keterjagaan kualitas ini dijamin oleh Zuvier. Buktinya, produk ini udah dapet sertifikat SNI loh!

“Sudah kami ujikan di laboratirum dan sudah ada sertifikat SNI-nya. Keunggulan lainnya, hasil saringan zuvier juga jernih, enak dilihat secara kasat mata,” tutur Indra bangga.

 

Bentuk fisik dari Zuvier. Foto: Adisthia Faradina/Zetizen Malang

 

Lewat 6 Tahap Penyaringan

Ternyata, hasil akhir yang jernih itu nggak lepas dari proses yang cukup panjang. Seenggaknya, ada 6 tahap penyaringan dari minyak bekas menjadi minyak layak pakai lagi. Seperti proses pemanasan hingga suhu 150 derajat celcius dan proses pengadukan dengan zat kimia Geolit, Bentolit, dan arang aktif. Zat-zat itu berfungsi buat menghilangkan kadar logam, lemak jenuh, sebelum akhirnya jadi minyak saringan yang jernih lagi.

“Memang kalau dilihat agak membingungkan. Tapi 6 tahap itu bisa dilalui cukup dengan sekali tekan tombol kok,” sambung Indra.

 

Indra Barani menjelaskan cara kerja Zuvier. Foto: Adisthia Faradina/Zetizen Malang

 

Medali Emas Didapat, Pemasaran jadi Target Berikutnya

Berkat hasil akhir yang bagus dan juga fungsional, zuvier meraih penghargaan medali emas kategori Bioteknologi di ajang IYIA yaang digelar di Surabaya 6-8 September lalu. Nggak ingin berpuas diri, tim perakit yang terdiri dari 6 orang itu justru mau membenahi zuvier lebih lanjut. Apalagi untuk waktu pengolahan minyak yang masih terbilang lama, yaitu 3-5 jam.

“Langkah selanjutnya masih dalam tahap pertimbangan. Kemungkinan bisa kami sumbangkan ke laboratorium universitas, buat dipelajari lebih lanjut. Terutama gimana biar bisa lebih cepat, sederhana, dan low cost. Baru kemudian bisa diperbanyak dan dipasarkan,” tutup Indra. 

Meskipun zuvier belum 100% siap edar, yang jelas tim perakit zuvier udah membuat langkah nyata dan inovatif yang bermanfaat buat masyarakat luas nantinya. Ide kreatif kayak gini patut ditularkan ke anak muda lainnya, ya, guys! (fhr/ver)

RELATED ARTICLES

Please read the following article