Are You a Zetizen?
Show Menu

Movie Review: Akhir Kisah Hugh Jackman Sebagai Logan

Afrieza Zaqi Afrieza Zaqi 04 Mar 2017
Movie Review: Akhir Kisah Hugh Jackman Sebagai Logan

Zetizen.com – Penantian penggemar film Mutan X-Men, khususnya karakter Wolverine, akhirnya berakhir. Karena faktor usia dan menderita kanker kulit, hugh jackman harus mengakhiri perannya sebagai mutan. Oleh karena itu, rasa penasaran fans semakin besar. Apalagi, banyak kritikus yang memuji. Seperti apakah kisah wolverine di masa tua dalam film Logan?

Mengambil Setting Tahun 2029

X-Men cinematic universe memang agak rumit. Apalagi setelah X-Men: First Class (2013) yang membuat plot cerita X-Men semakin membingungkan. Tapi tenang, Logan mengambil setting waktu jauh di masa depan. Jadi, tanpa menonton film-film wolverine sebelumnya, kamu nggak akan bingung. Tapi, kalau ingin memahami lebih dalam, kamu bisa menonton film-film ini lebih dulu:

  • X-Men Origins: Wolverine (2009): Asal-usul Wolverine
  • X-Men: Apocalypse (2016): Bagaimana Transigen mendapatkan DNA logan dan kemunculan Caliban
  • X-Men: The Last Stands (2006) dan The Wolverine (2013): Memahami alasan wolverine depresi

Logan benar-benar menjadi akhir cerita hugh jackman sebagai seorang wolverine. Tenang, sosok ikonik ini nggak akan digantikan oleh pemeran lain. Tapi, kisahnya dalam film ini membuktikan bahwa akan ada film tentang kelanjutan alur cerita Logan. Sebab, logan berusaha mati-matian hingga titik darah penghabisan untuk menyelamatkan para Mutan kecil, termasuk X-23.

Mengasingkan Diri Demi Keselamatan Dunia

Tong air warna kuning di belakang logan menjadi rumah persinggahan Xavier (Foto: popsugar)

Dalam film ini, logan dan Caliban, Mutan yang punya radar untuk mencari Mutan lain, berusaha mengasingkan Profesor Xavier di dalam sebuah tong air. Kenapa logan melakukan hal itu? Beberapa tahun sebelumnya, ada sebuah kejadian di Winchester dimana Prof. X kehilangan kendali dan menyebabkan banyak mutan, termasuk anggota X-Men, mati seketika. Karena logan bisa beregenerasi, dia selamat. Untuk mencegah hal yang sama terulang, logan dan Caliban sepakat mengurung Xavier di dalam tong.

Kehadiran Caliban Terlalu Dipaksakan

Meski Caliban hadir untuk menjaga Prof. Xavier, karakternya terkesan dipaksakan. Sebab, secara kemampuan, dia memang sangat membantu pencarian logan dan Xavier menyelamatkan X-23. Tapi, sebenarnya keberadaannya bisa digantikan dengan peran lain, misalnya Magneto. Dengan teknologi yang sudah sangat maju pada 2029, Transigen bisa saja memasang alat pelacak untuk mengejar mobil logan tanpa harus menghadirkan Caliban. Lalu, kenapa dia masih ada? Mungkin karena Caliban pernah selamat saat Prof. X “kumat” karena lupa minum obat sehingga dia dianggap kuat.

Semakin Tua dan Sangat Lemah

Kalau Xavier telat minum obat, dunia bisa berantakan karena kekuatannya (Foto: digitalspy)

Wolverine digambarkan sebagai Mutan yang sangat kuat dan bisa regenerasi. Tapi, di usianya yang semakin tua, logan justru keracunan logam adamantium di dalam tubuhnya. Alhasil, dia tampak kesakitan dan kehilangan segala kekuatannya. Parahnya lagi, alkohol yang dia minum untuk menghilangkan tekanan hidup malah membuat tubuhnya semakin lemah. Di sisi lain, Xavier tua bukan seperti dirinya yang dulu. Xavier digambarkan menjadi orang tua yang sangat merepotkan dan menyebalkan. Hal ini pun dibuat menjadi punchline komedi dalam film ini.

Lahirnya Dua Anak Biologis Wolverine

Jumlah Mutan semakin langka. Alhasil, beberapa orang mengembangkan Mutan untuk dilahirkan lagi. Ingat post credit X-Men Apocalypse yang menunjukkan beberapa agen datang ke tempat logan dikurung? Di sanalah DNA dan hasil penelitian logan diambil dan dikembangkan menjadi Mutan baru. Dari situlah X-23 dan X-24 lahir. X-24 merupakan hasil spesimen Transigen berkelamin laki-laki sehingga wujudnya sama persis dengan Logan. Sedangkan Laura atau X-23 merupakan pengembangan kelamin perempuan sehingga cakarnya hanya dua di tangan dan satu di kaki. Hal ini sama dengan singa betina yang punya cakar di kaki depan untuk menyerang dan belakang untuk menjaga anaknya.

Meski masih kecil, Laura alias X-23 nggak mengenal belas kasih untuk musuhnya (Foto:Geekytyrant)

Lebih Mengaduk Emosi Penonton

Inilah yang menjadi senjata terbaik film garapan sutradara James Mangold ini. Selain sinematografi dan penggunaan tone yang sangat bagus, cerita Logan lebih bersifat ke perjuangan sebuah keluarga kecil demi mempertahankan hidup. Bukan sebuah konflik dan berakhir perang. logan yang kamu kenal dan beringas akan menjadi seorang ayah yang benar-benar menjaga keluarganya kecilnya, yaitu Laura.

 

| Editor: Ratri Anugrah

RELATED ARTICLES

Please read the following article