Are You a Zetizen?
Show Menu

Pak Dika, ‘Pahlawan’ SMAN 13 Depok yang Diberhentikan Nggak Adil

Fahri Syadia Fahri Syadia 15 Jan 2017
Pak Dika, ‘Pahlawan’ SMAN 13 Depok yang Diberhentikan Nggak Adil

 

Foto: Instagram

 

Zetizen.com - Seminggu ini, sempat muncul tagar #SavePakDika yang cukup viral di internet. Usut punya usut, ternyata Pak Dika itu adalah seorang guru dari SMA Negeri 13 Depok yang diberhentikan secara tiba-tiba karena sebuah postingannya yang kontroversial. Nah tapi kenapa sih sampe bisa muncul #SavePakDika? Nah rupanya itu merupakan inisiatif para murid yang merasa kalau Pak Dika itu sebenarnya nggak bersalah dan nggak seharusnya dipecat. Nah, karena penasaran Tim Zetizen pun akhirnya bertanya langsung kepada beberapa Murid SMAN 13 soal hal ini. 

 

Mengusut Kenjanggalan Pungutan Dana dari Sekolah

Rupanya, kejadian pemecatan pak Dika ini berawal gara-gara siswa-siswi SMAN 13 merasa harus membayar cukup mahal untuk fotokopi materi mata pelajaran Fisika. Harga yang dipatok berkisar 5-10 ribu per lembarnya. Mahal kan? Meski begitu, siswa yang emang merasa membutuhkan materi tersebut akhirnya tetap membeli fotokopian tersebut. Nah, meski emang nggak ada protes terang-terangan dari para murid, Pak Dika rupanya merasa kalau ada hal yang nggak beres dibalik penarikan uang fotokopi yang terlalu mahal tersebut.

Andika Ramadhan Febriansah, itu lah nama asli Pak Dika. Di SMAN 13 Depok, ia berprofesi sebagai guru sejarah. Usianya pun terbilang muda karena masih tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir di UNJ. Meski begitu, ia rupanya cukup berani untuk mengangkat dan menguak masalah pungutan dana yang dianggapnya sebagai Pungli tersebut pada siswa. Nggak cuma itu, dia juga kritis sama ‘kapitalisme pendidikan’ seperti penarikan uang seragam, uang gedung, serta surat edaran yang nggak jelas asal-usulnya.

Nah, pendapat-pendapatnya itu lantas ia sampaikan lewat blog pribadinya di andikaramadhanf.tumblr.com. Sialnya, dari situ lah ia akhirnya terlibat masalah dengan pihak sekolah dan namanya dicoret dari daftar pengajar. Tapi berkat Pak Dika, mata siswa-siswi SMAN 13 jadi terbuka dan mulai berani melayangkan protes.

“Emang kaget dan merasa keberatan sih sama fotokopian itu. Karena kalau dipikir-pikir, fotokopian di mata pelajaran lain (selain fisika, red) harganya ga nyampe segitu.” kata Minho (nama samaran), salah satu siswa kelas 12 di SMAN 13 Depok.

Setelah peristiwa itu, murid-murid SMAN 13 pun mewujdukan pembelaannya kepada Pak Dika lewat ekspresi #SavePakDika di sosial media, serta banner dan stiker yang dipajang saat berdemo kepada pihak sekolah.

 

Sosok yang Dekat dengan Siswanya

Kalau kamu penasaran kenapa para siswa begitu membela guru yang satu ini, itu semua karena pak Dika punya kesan baik di mata murid. Sosok Pak Dika ini nggak cuma dikenal sebagai sosok yang berani berpendapat dan menyuarakan kebenaran aja. Beliau juga dikenang sama siswanya sebagai sosok yang baik dan dekat dengan para siswanya.

“Baru pertama kali ini saya menemukan sosok guru yang asik, mau dengerin curhatan murid, dan bisa diajak bercanda seperti teman sendiri. Saya juga mendapat banyak motivasi dari pengalaman beliau, nggak cuma mata pelajaran sejarah aja tapi juga wawasan lain pun saja juga tahu.” ujar Kendall (nama samaran), salah seorang siswi SMAN 13. 

Sifat humble Pak Dika itu pun membuat para murid merasa kehilangan sosoknya. Pantesan, para murid sebenarnya masih berharap kalau barangkali Pak Dika bisa batal dipecat.

“Keinginan saya dan teman-teman sih Pak Dika nggak diberhentikan dan tetap mengajar. Kami semua pun benar-benar merasa kehilangan sosok Pak Dika.” imbuh Kendall.

Wah ternyata di zaman sekarang masih ada ya sosok pejuang seperti Pak Dika yah.. berani menyuarakan kebenaran walau taruhannya besar. Yang jelas, terlepas dari siapa yang benar dan salah, semoga Pak Dika bisa segera mendapatkan keadilan. #SavePakDika

RELATED ARTICLES

Please read the following article