Are You a Zetizen?
Show Menu

Nara Dreamland, Theme Park Raksasa Terbengkalai Surga Fotografer Jepang

Fahri Syadia Fahri Syadia 08 Jan 2017
Nara Dreamland, Theme Park Raksasa Terbengkalai Surga Fotografer Jepang

 

Zetizen.com - Di masa kejayaannya, nara dreamland Park sempat menjadi salah satu taman bermain terbesar di dunia sejak dibangun tahun 1961. Taman bermain ini telah memberikan senyum ke anak-anak dan keluarga selama bertahun-tahun. Sayang, popularitas yang menurun bikin taman bermain ini harus tutup usia di tahun 2006. Kabarnya theme park ini pun bakal segera digusur. Tapi sebelum itu, para maniak fotografi ternyata justru memanfaatkannya sebagai spot hunting yang keren.

 

Wujud Awal Disneyland Jepang

Ketika Amerika membangun Disneyland raksasa di California, Anak-anak di dari negara lain cuma bisa merasa silau dan iri akan kemegahan theme park itu.  Tapi, nggak demikian dengan Jepang. Negara itu berhasil mewujudkan ‘tandingan’ Disneyland California lewat sebuah theme park raksasa seluas yang dibangun di Prefektur Nara. Berdasarkan nama lokasi itu, theme park ini akhirnya dinamai nara Dreamland.

Pada masa kejayaannya sekitar dekade 1970 hingga 1990-an, nara bisa menampung hingga 1,6 juta pengunjung tiap tahunnya. Beberapa bangunan ikoniknya kayak Fairy Tale Castle, Screw Coaster, dan Monorail yang membentang sepanjang jalan utama sempat menjadi hiburan favorit bagi para turis baik lokal jepang maupun mancanegara.

Nara dreamland ketika masih beroperasi. Credit: Love These Pics

Namun setelah 45 tahun beroperasi, nara dreamland mulai mengalami defisit pengunjung yang drastis. Hal ini diakibatkan pembangunan theme park serupa di jepang dengan fitur-fitur yang lebih modern, seperti Tokyo Disneyland dan Universal Studios Japan. Gampangnya, nara dreamland kalah saing sama theme park-theme park baru itu. Akhirnya karena biaya operasional yang lebih besar dari pemasukan, nara dreamland pun terpaksa ditutup.

Hingga saat ini, kurang lebih udah 10 tahun lebih sejak nara dreamland ditutup. Kabar penggusuran udah lama berhembus, tapi masih belum diketahui kapan. Hingga kini, wahana-wahana amusement-nya masih berdiri di pada lokasi aslinya. Begitu juga loket masuknya, jalanannya, gerbangnya, semua dibiarkan seolah ditinggal begitu saja - seoalah-olah hanya menunggu saat penggusuran tiba.  

Credit: Youtube
Credit: Telegraph

 

Sekarang jadi Spot Urban Exploration

Untungnya, kreativitas anak-anak jepang lah yang bisa bikin theme park itu jadi kembali 'menyenangkan'. Pasalnya, meski emang udah nggak ada satu wahana pun yang beroperasi,  Nara dreamland kini menjelma jadi spot hunting foto eksotis dan urban exploration, bahkan ekspresi visual art. Karat dan lumut yang menjangkiti wahana-wahana raksasanya menciptakan suasana dan kesan eksotis yang sangat menarik kreatifitas para fotografer.

Makanya jangan heran kalau kita masih bisa nemuin banyak postingan di Instagram yang nge-tag nara dreamland sebagai lokasinya. Kayak beberapa foto berikut ini misalnya

 

 

Climbing coasters in Japan. #NaraDreamland #Haikyo #BuildYourOwnThrone

A photo posted by Nick Rose (@kingscrownco) on

 

 

废弃游乐场。⚔⚔⚔☠☠☠#naradreamland

A photo posted by Shiya Zeng (@mimoisle) on

 

Karena lokasi udah 10 tahun lebih ditinggalkan, berfoto di wahana-wahana terbengkali itu pun meninggalkan kesan tersendiri buat yang hunting.

“Atmosfernya aneh. Ketika kamu berpikir tentang semua memori indah yang tertinggal di sana, yang kamu temukan justru tempat yang sudah terbengkalai. Kamu merasa nostalgic saat taman ini penuh dengan keceriaan orang-orang.” tutur Roman Veillon, seorang urban explorer sekaligus penulis buku Ask The Dust.

Yap, emang butuh nyali lebih buat hunting foto di sana. Bukan karena nara dreamland udah lama nggak dipakai sehingga banyak hantunya, tapi lebih ke faktor larangan pemerintah buat mengeksplorasi wilayah itu. Jadi kalau ada anak-anak yang ketahuan masuk dan foto-foto di area theme park, mereka bisa jadi ditangkap dan diproses hukum.

Terlepas dari resiko dan pelanggarannya, yang jelas nara dreamland kini bagaikan surga bagi para maniak fotografi dan urban exploration.

 

Source: Huffington Post, Time Travel Turtle

Edited by: Bogiva

RELATED ARTICLES

Please read the following article