Zetizen.com - Nggak hanya aktif berkegiatan di bidang akademik, siswa-siswi SMAN 31 Jakarta juga memiliki kreativitas yang tinggi, lho. Hal ini dibuktikan dengan pagelaran TOFEST 2016, pentas seni yang diadakan Sabtu (17/12) lalu di Lapangan Utama SMAN 31 Jakarta di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Baca keseruannya, yuk!

TOFEST (Thirty One Festival) adalah acara puncak dari rangkaian kompetisi olahraga yang sudah diselenggarakan pada 28 Oktober - 20 November 2016 lalu. TOFEST diawali dengan pembagian hadiah kepada para pemenang cup. Acara yang mengusung konsep Portal Time ini diketuai oleh Ahmad Fatturahman, siswa kelas XII.

"Kami ingin menunjukan tentang perjalanan waktu kepada pengunjung. Makanya, kami mengundang tiga guest star yang berbeda genre dan lintas generasi sebagai lambang oldish dan modern," kata Ahmad.

Acara yang dimeriahkan oleh Young Lex, Night Flight, dan Naif ini dihadiri oleh 1500-an pengunjung. Para pengunjung mulai merapatkan barisan di depan panggung ketika Young Lex tampil. Membawakan lagu andalan seperti, O Aja Ya Kan, Ganteng-Ganteng SWAG (GGS), dan lagu BAD yang kontroversial, Young Lex sukses memeriahkan suasana!

Tak lama setelah young lex tampil, hujan deras turun. Sekitar 30 menit kemudian, Night Flight hadir memecahkan suasana. Meski hujan, semangat penonton nggak luntur! Kehadiran Night Flight membuat atmosefer TOFEST menjadi ala-ala DWP (Djakarta Warehouse Project), gitu, deh!

TOFEST 2016 ditutup dengan performa NAIF yang berhasil bikin penonton sing along. Band asal Jakarta tersebut membawakan lagu legendaris NAIF seperti Benci untuk Mencinta, Mobil Balap, dan Pusaka Sejuta Umat Manusia. Lagu NAIF yang sendu pun berhasil bikin penonton larut dalam suasana nostalgia.

"Duh, pas banget jadi baper dengar lagu NAIF. Apalagi, aku datang sama pacarku," kata Nadia Dwi, mahasiswi Yarsi yang datang kala itu.

Kemeriahan TOFEST kemarin pun bikin penonton nggak sabar untuk menyaksikan TOFEST selanjutnya.

"Acaranya super seru! Nggak nyesel, deh, datang ke TOFEST tahun ini!" kata Nadia melanjutkan.

 

Edited by Mesha Mediani