Are You a Zetizen?
Show Menu

Jurusan Sosial Humaniora Siap Hadapi MEA

Zetizen Zetizen 10 Mar 2016
Jurusan Sosial Humaniora Siap Hadapi MEA

Zetizen.com - Akhir 2015, seluruh negara ASEAN terlibat dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Alhasil, kompetisi jadi makin ketat. Saingan kita bukan cuma dari Indonesia, tapi juga dari luar negeri. That’s why, kamu perlu makin awas dan giat dalam menekuni passion dan keahlianmu. Anyway, ditengah persaingan terebut, banyak juga bidang ilmu yang ternyata punya potensi bagus. Beberapa diantaranya ternyata jadi pilihan Zetizen loh! (ver/grc/cak/c14/c23/adn/giv)

  

Sastra dan Bahasa

 

Ekspektasi:

’’Aku suka banget sama pelajaran bahasa Inggris, makanya aku tertarik sama jurusan bahasa. Di MEA, jurusan bahasa pasti dianggap penting sama beberapa perusahaan. Soalnya, bakal banyak orang asing yang datang ke Indonesia,’’ – Viranda Pramitha Putri, 17, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.

 

Realitas:

   True! Kebutuhan akan alat komunikasi yang universal bakal makin besar. That’s why, jurusan yang berubungan dengan bahasa bakal jadi tonggak utamanya. ’’Jurusan bahasa dan sastra Indonesia ikut eksis. Soalnya, orang asing tertarik mempelajari bahasa Indonesia,’’ jelas Cicilia Deandra Maya Putri, mahasiswa Sastra Inggris Universitas Airlangga.

 Kesempatan buat jadi translator atau bahkan komunikator dari proyek multinasional bakan terbuka lebar. Apalagi, bukan nggak mungkin nantinya pemerintah bakal mewajibkan pekerja asing untuk bisa berbahasa Indonesia. Nantinya, lulusan program bahasa akan mendapat gelar sarjana humaniora (SHum).

 

Hubungan Internasional (HI)

Ekspektasi:

’’Kuliah di HI itu kayaknya keren. Kalau udah lulus, bisa kerja di kedubes. Tapi, kayaknya kuliahnya berat ya. Terus dengar-dengar, anak HI itu juga sibuk banget bikin tugas. Eh, benar nggak sih? He he,’’ – Ordo Dipo Alam, SMKN 58 Jakarta.

 

Realitas:

Nggak salah kok! Ilmu yang satu ini emang nggak bakal jauh jauh dari bahasan bertema hubungan antarnegara dan semacamnya. That’s why, lulusannya pun banyak yang jadi duta besar, international officer, atau konsultan internasional. ’’Bukan hanya antarnegara, tapi juga antar perusahaan lokal dengan asing,’’ ujar Andi Triswoyo, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada.

Bukan hanya itu, mahasiswa HI juga sering membahas isu ekonomi, hukum, budaya, sosial, komunikasi, sastra, dan sebagainya. ’’Biasanya, kita sering mengadakan diskusi seputar isu-isu internasional. Misalnya, perkembangan MEA sampai penyelesaian negara-negara rawan konflik,’’ imbuh Andi. Nah, masih ragu buat masuk ke jurusan kuliah yang satu ini? Nggak dong yaa.

 

Hukum

Ekspektasi:

’’Menurutku, belajar hukum itu keren. Aku juga suka menghafalkan pasal daripada harus belajar tentang hitung-hitungan. Sebenarnya, aku pengin jadi notaris karena, kata papaku, sekarang di Indonesia makin banyak perusahaan dan notaris sangat dibutuhkan. Dari situ, aku lihat masa depan dari belajar hukum bakal bagus,’’ –Ulfa Nur Halimah, 17, SMAN 14 Surabaya.

 

Realitas:

Yap, ahli hukum emang penting banget. Sebab, banyaknya pengusaha barang dan jasa dari negara Asia Tenggara bisa menimbulkan sengketa hukum.Selain itu, tindakan dan engagement antar negara pun juga harus diatur dalam hokum. That’s why, mahasiswa hukum wajib paham tentang regulasi, perjanjian, dan hukum internasional.

’’Dalam kuliah, kami diberi contoh kasus dan memecahkannya serta menganalisis dengan menggunakan pasal-pasal,’’ ujar Irfan Wijaya, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Bahkan, di jurusan hukum juga sering diadakan praktik loh. ’’Misalnya, praktik hukum pidana, hukum perdata, dan hukum PTUN,’’ jelas Irfan.

 

Ekonomi dan Bisnis

Ekspektasi:

’’Kayaknya, kalau kuliah di bidang ekonomi bisnis, peluang kerjanya bagus karena semua tempat butuh orang ekbis. Tapi, kok kayaknya susah ya, he he he. Soalnya, kalau udah mencakup ekonomi dan bisnis, pasti banyak berkaitan sama hitung-hitungan,’’ –Anbo Onthoceno, 16, SMAN 70 Jakarta.

 

Realitas:

Bener banget tuh! Sekarang udah saatnya para pengusaha Indonesia bangkit dan berhenti jadi ’’penonton’’. Kalau nggak ada yang mulai, produk dalam negeri terus kalah sama produk luar yang akhirnya bikin perekonomian dalam negeri mati. Karena itu, Indonesia perlu punya banyak SDM yang mengerti bidang ekonomi dan bisnis.

Di jurusan yang mempelajari ekonomi, kita akan belajar banyak hal. Mulai saham, obligasi, analisis laporan keuangan, pajak, hingga investasi.’’Karena makin banyak perusahaan kecil maupun besar di Indonesia, tenaga di bidang ekonomi dan bisnis makin banyak dibutuhkan,’’ papar Gayo Allam, mahasiswa Akuntansi Universitas Indonesia.

RELATED ARTICLES

Please read the following article