Are You a Zetizen?
Show Menu

Kata Muralist "Thebroy" dan "Bujanganurban" Tentang Karyanya

Zetizen Zetizen 22 Sep 2016
Kata Muralist "Thebroy" dan "Bujanganurban" Tentang Karyanya

 

Zetizen.com - Nggak sekedar coret-coret di berbagai tempat, muralist ternyata juga menyampaikan kritik maupun aspirasi mereka melalui karya-karyanya . Lalu, gimana ya pandangan muralist Syarief Ravsanzani alias Ayi (@thebroy) dan Rizky Aditya Nugroho (@bujanganurban) soal pesan khusus dari karya-karyanya? Yuk, simak obrolan tim Zetizen bareng mereka! (ndy/ver)

 

-Halo Ayi dan Rizky! Apa sih ciri khas dari karya mural kalian?

Ayi:

“Menurutku, karya muralku sendiri lebih terkesan seperti komik yang katanya sih, bisa bikin orang yang ngelihat semacam ikutan tes psikotes. Jadi, dinding itu semacam buku mewarnai di media tembok dan juga media lainnya. Karakternya lebih bebas, komikal, fun, fantasi dan ada interaksinya. Jadi yang galau pun di karya mural ini bisa jadi fun.”

Rizky: 

“Ngelambangin apa yaa? Hehe.. Sebenernya dalam skena graffiti atau mural, identitas itu sangat penting. Nah, bunga menjadi simbol yang saya ambil biar terlihat beda daripada objek yang lain."

 

-Sebenarnya, apa yang ingin kalian disampaikan dari karya mural tersebut?

Ayi :

“Ngelihat society Indonesia yang sekarang ini, orang-orang sukanya salah paham melulu. Galau, bikin konflik, buat suatu hal yang sia-sia. Saya menyampaikan pesan ke mereka buat jangan berantem. Yuk, kita kumpul-kumpul. Makanya saya pake nama thebroy, asalnya dari kata "bro", biar kesannya makin akrab sama teman-teman. Teman disini adalah audiens dari karya mural saya dan teman-teman gambar.”

Rizky: 

“Lebih sekedar ngasih bentuk lain dari produksi visual yang  banyak beredar di jalan. Kayak reklame poster-poster sedot WC dan serangan visual iklan-iklan. Penempatan iklan itu lakukan ditempat yang nggak sesuai dan tak berijin. Tapi itulah yang ngebedain grafiti atau mural dengan yang lainnya. Untuk melakukannya, bukan hanya skill yg di butuhkan. Nyali dan konsisten juga dibutuhkan untuk memegang peranan penting dalam pembentukan identitas pelakunya.”

 

-Apa Suka Duka jadi Muralist?

Ayi:

“Kadang sih karya kita nggak dipandang orang. Malahan, dikira coret-coretan biasa. Lucunya, malah pernah loh saya sampai berurusan sama aparat di sekitar kawasan pabrik. Itu karena mereka mengira kita anak-anak yang sering ngotorin dinding pabrik. Padahal kebetulan cuma liat-liat coretan di dinding itu aja karena emang udah biasa. Senangnya karena selalu bisa nambah teman-teman darimana aja dan bisa ngajakin kumpul bareng, bro.”

Rizky:

“Lebih banyak sukanya, ya. Jadi banyak temannya. Hehe..”

 

-Sempat ngerasa nggak sih karya mural kalian bisa punya dampak untuk masyarakat yang melihat?

Ayi:

“Ada sih pengalaman paling berkesan menjadi muralist. Ketika saya dan para muralist lainnya diajak Forum Lenteng untuk program pendidikan dalam proyek seni Chronicle ke dusun Tebango bolot, daerah gunung di Lombok Utara. Desanya belum terbilang maju. Sekolahnya pun reot. Waktu itu, saya bikin workshop mural buat anak-anak disana. Eh, mereka antusias banget mengambil kaleng-kaleng cat yang disediakan. Aku bikin pola dan anak-anak disana antusias nge-cat pola itu di dinding sekolahnya. Semoga mereka juga jadi makin semangat masuk kelas sih, ya. Hehe..” 

Rizky:

“Kalo berdampak besar sih saya nggak terlalu mikirin. Tapi, selama ini bentuk apresiasi yang saya terima banyak ke arah positifnya. Dan banyak juga anak-anak muda yang mengadopsi style karya saya”

 

Ayi (@thebroy) saat berada di Lombok Utara. Foto: Thebroy (instagram)

 

-Manfaat apa yang kalian rasakan selama menjadi muralist?

Ayi:

“Yang didapetin sekarang ini sih makin banyak teman. Teman-teman inilah yang meng-influence saya untuk berkarya juga. Saya sendiri sih nggak pernah punya role model. Tapi yang jelas feedbacknya bisa ngajak audiens jadi lebih ekspresif. Berani untuk mengekspresikan dirinya sendiri apa adanya setelah melihat karya saya.”

Rizky:

“Saya bisa punya temen banyak dan bisa berjalan-jalan ke banyak tempat. Dan lagi, saya juga bisa sharing ke temen- temen gimana cara survive di bidang grafiti ini.”

 

Well, kebukti kan, muralist nggak hanya soal menggambar mural. Tapi juga sebagai bentuk ekspresi diri sekaligus "menyisipkan" pesan khusus dari setiap karya yang dibuat. Kamu tertarik juga nggak nih buat jadi muralist?

RELATED ARTICLES

Please read the following article