Are You a Zetizen?
Show Menu

Paralimpiade, Olimpiade bagi Penyandang Disabilitas dengan Sejuta Prestasi

Zetizen Zetizen 14 Sep 2016
Paralimpiade, Olimpiade bagi Penyandang Disabilitas dengan Sejuta Prestasi

 

Zetizen.com – Gemerlap Olimpiade Rio emang udah berakhir hampir sebulan lalu. Tapi euforia pesta olahraga rupanya belum juga beranjak dari kota di selatan Brazil itu. Sebab, masih ada Paralympic (Paralimpiade), Olimpiade untuk penyandang disabilitas, yang juga diadakan disana. Well, seseru apa sih ajang kompetisi yang satu ini?

 

Didesain untuk Atlet dengan Disabilitas

Sejak dimulai tahun 1989, paralimpiade memang menjadi ajang yang kerap memicu tangis haru para penontonnnya. Bayangkan sebuah kompetisi dimana atlet dengan berbagai keterbatasan fisik berjuang untuk berlomba dan meraih kemenangan melawan atlet lainnya. Tentu hal ini sangat menakjubkan dan membuat penonton tersentuh

Hal itu lah yang jadi konsep Paralimpiade. Kompetisi ini seolah memberi kesempatan pada para penyandang disabilitas untuk dapat meraih prestasi yang tinggi di ajang olahraga. “Paralimpians bukan penyandang disabilitas yang berolahraga. Melainkan olahragawan yang kebetulan punya keterbatasan,” kata Eva Loeffler, putri dari Ludwig Guttman, pencetus awal Paralimpiade.

 

Nggak Kalah Secara Statistik

Meski seluruh pesertanya punya disabilitas masing-masing, jangan kira paralimpiade ini cuma ajang “mengasihani” dan nggak seru. Buktinya, statistik menunjukan kalau nggak ada perbedaan jauh antara performa atlet Olimpiade dengan atlet Paralimpiade.

Bahkan kabar terbarunya, 4 orang pebalap lari 1500 m paralimpiade justru mencatatkan waktu lebih cepet dibanding Matthew Centrowitz, perengkuh emas Olimpiade Rio dalam kategori yang sama, loh!

Salah satu dari keempat peraih medali tersebut adalah Abdullatef Baka, pelari jarak menengah asal Algeria. Tanpa penglihatan layaknya orang normal, Baka bisa mencatatkan waktu 3:48.29. Lebih cepat sedikit dari Centrowitz dengan catatan 3:50.00 di Olimpiade. “Tidak mudah memenangi medali emas ini. Aku telah berlatih satu-dua tahun non stop. Jadi ini perjuangan sangat berat buatku.” ungkap Baka.

 

Abdullatif Baka, pelari asal Aljazair yang memenangkan medali di paralimpiade Rio (foto: huffingtonpost)

 

Meski memang berat, namun tampaknya usaha keras Baka itu terbayar sudah. Lebih spesialnya, Baka dan ketiga pelari lainnya nggak hanya memenangkan medali emas, namun juga pengakuan dunia bahwa atlet paralimpiade samasekali nggak kalah dari atlet Olimpiade.

 

Indonesia juga Punya Prestasi

Sayangnya, berita soal atlet Indonesia yang berlaga di paralimpiade nggak diberitakan seheboh berita kemenangan Tontowi-Butet dalam ajang Bulu Tangkis kemarin. Padahal, tahun ini ada juga atlet Indonesia yang berprestasi di paralimpiade loh..

Medali pertama Indonesia di ajang ini diraih pada 8 September lalu lewat usaha Ni Nengah Widiasih, atlet cabor Angkat Besi. Dalam kategori 41 kg, Widiasih, tanpa kaki yang sempurna kayak kita umumnya, berhasil mempersembahkan medali perunggu buat ibu pertiwi!

 

Ni Nengah Widiasih saat memenangkan medali (foto: jawapos)

 

Kemenangan ini mendapat sambutan hangat dari segenap rakyat Indonesia. Salah satunya termasuk sambutan penuh rasa bangga dari Menpora Imam Nahrawi. “Selamat dan sukses untuk Widiasih yang telah membuka sejarah baru bagi Paralimpian Indonesia. Sungguh ini kado istimewa bagi Indonesia yang sedang merasakan Haornas 2016.” Ungkap Imam Nahrawi kepada Jawa Pos.

 

Well, prestasi para atlet Paralimpade membuktikan bahwa keterbatasan fisik samasekali bukan penghalang buat mencapai prestasi yang paling tinggi. Bravo! (independent/guardian/bbc/fhr/giv)

 

 

RELATED ARTICLES

Please read the following article