Are You a Zetizen?
Show Menu

Mitos dan Fakta Seputar Gerhana Matahari

Zetizen Zetizen 06 Mar 2016
Mitos dan Fakta Seputar Gerhana Matahari

 

Zetizen.com – Tepat tanggal 9 Maret nanti, Indonesia bakal kembali jadi ‘tuan rumah’ fenomena Gerhana Matahari Total (GMT). Setelah terakhir kali menghampiri Indonesia pada tahun 1983 lalu, momen GMT kali ini ternyata jadi semakin ditunggu seluruh penduduk Indonesia. Sayangnya, ternyata masih cukup banyak orang yang percaya sama mitos mitos tertentu soal fenomena alam yang satu ini. Well, terlepas dari mitos nya benar atau nggak, mending simak beberapa fakta seputar gerhana yang berikut ini, yuk!  (bs/ndy/giv)

 

Katanya, nggak boleh keluar rumah pas gerhana matahari. Sinar matahari pas lagi gerhana bakal memancarkan radiasi berbahaya buat makhluk hidup.

Fakta: Gerhana matahari itu Cuma disebabkan posisi bulan yang kebetulan lewat tepat diantara matahari dan bumi. Sama sekali nggak ada hubungannya sama matahari yang berubah jadi mutan yang memancarkan radiasi berlebihan #okesalah. Anyway, You are perfectly save kok kalau mau berkeliaran dibawah sinar gerhana. Itu tetap sinar matahari yang biasa kamu rasain sehari hari.

 

Ngelihat gerhana matahari dengan mata telanjang bisa bikin mata mengalami kebutaan total. Katanya, kita dilarang untuk ngelihat secara langsung.

Fakta: Well, mungkin nggak sampai buta total sih. Tapi, memandang matahari saat gerhana itu emang sangat nggak dianjurkan. Soalnya, meski kamu ngerasa matahari udah nggak silau dan ‘aman’ buat dipandang, sebenarnya radiasi sinar matahari yang masuk ke matamu itu masih tetap terlalu kuat. Kondisi ini jadi makn berbahaya kalau kamu terus menatap matahari selama bermenit menit. Sinar matahari bisa membakar syaraf penting di matamu dan menimbulkan kerusakan pengelihatan. Hii!

                                                                                           

Ber-selfie ria pas gerhana matahari nggak berbahaya. Kan, ngambil fotonya saat sedang gelap-gelapan, jadi nggak akan bahaya untuk mata.

Fakta: Wait, belum tentu! Sinar UV yang diteruskan melalui media okuler dan lensa ke arah mata saat gerhana tetap berisiko merusak retina loh. Ahli mata asal Inggris Daniel Hardiman-McCartney juga mengatakan, orang akan tergoda untuk melihat matahari saat mengatur komposisi foto di layar ponsel. Kayak poin sebelumnya, meski terasa ‘redup’ sinar matahari tetap bisa membahayakan mata jika kamu menatapnya langsung.

 

Meski nggak punya alat khusus, melihat gerhana matahari langsung menggunakan teleskop atau teropong masih aman-aman aja. Bahkan lewat pantulan air.

Fakta: Pantulan air bukanlah cara yang bijak buat melihat gerhana. Karena, intensitas cahaya yang dipancarkan ternyata nggak beda jauh dengan sinar langsung yang datang dari matahari langsung sehingga punya bahaya yang sama. Cara paling aman buat mengamati gerhana adalah dengan memasang kacamata khusus dengan filter matahari atau menggunakan kacamata las nomor 14, seperti yang dianjurkan banyak pakar mata diseluruh dunia.

foto : timeanddate.com

RELATED ARTICLES

Please read the following article