Are You a Zetizen?
Show Menu

Zetizen Squad Membahas Industri Media Cetak [Jakarta]

Zetizen Zetizen 22 Jun 2016
Zetizen Squad Membahas Industri Media Cetak [Jakarta]

 

Zetizen Squad bidang fotografi dan writer berfoto bersama usai workshop. Foto: Gilang/Zetizen Team

 

Zetizen.com – Usai belajar dasar penulisan dan fotografi di workshop pertama minggu lalu, 27 zetizen squad bidang fotografi dan writer Jakarta kini memasuki workshop kedua kemarin (21/06). Dengan tema Newsroom management dan carrer path, para jurnalis muda ini diajak memahami seluk beluk dunia media, khususnya media cetak. Bisa dibilang, semua hal berkaitan industri media cetak dibuka habis-habisan di workshop yang bertempat di ruang redaksi lantai 10 Graha Pena ini.

Materi workshop diisi oleh Dinar Kurniawan selaku redaktur lifestyle koran Jawa Pos. Ia menjelaskan proses pemuatan berita mulai rapat redaksi hingga layout koran. Ternyata, untuk memuat berita, proses yang dilalui cukup panjang. Dimulai dari rapat redaksi, dimana redaktur dan wartawan menentukan berita yang akan dibahas, setelah itu jurnalis baik foto maupun tulis disebar untuk mencari berita. Usai berita terkumpul, dilakukan editing oleh editor.

Belum selesai, naskah yang telah diedit masih harus menjalani screening oleh editor bahasa. Tujuannya untuk memastikan bahwa setiap kata yang ada di berita telah sesuai dengan kaidah jurnalistik. “Ini yang membedakan industri koran dengan media online. Kalau online ada yang salah, bisa di edit atau dihapus. Kalau koran setelah terbit dan ada yang salah, ya sudah. Maka dari itu kami disini punya editor bahasa sendiri.” Ujar Dinar kepada peserta.

 

Dinar Kurniawan, Redaktur rubrik Lifestyle koran Jawa Pos tengah memberikan materi seputar media cetak ke Zetizen Squad. Foto: Gilang/Zetizen Team

 

Selain itu, para peserta juga dijelaskan bahwa tugas fotografer di dunia jurnalistik sangatlah berbeda dengan tugas fotografer pada umumnya. Yang membedakan seorang jurnalis foto tidak cukup jika hanya mengambil foto yang bagus. Selain bagus, setiap foto juga mampu menyampaikan pesan dan memiliki unsur berita. Intinya, setiap foto yang didapatkan harus memiliki nilai kaidah 5W+1H. Masih belum cukup, seorang jurnalis foto juga harus mampu melihat situasi sehingga tidak hanya mendapatkan foto. Nggak kalah penting, sebelum mengambil foto, fotografer harus melakukan riset agar mengerti apa, siapa, dimana dan bagaimana objek foto yang dibidik.

Beberapa peserta yang awalnya nggak paham bedanya fotografer dengan jurnalis foto akhirnya mulai ngerti. Salah satunya adalah Reza Ramadhan. Ia mengaku mulai paham dengan peran fotografer di dunia jurnalistik. Dari workshop tersebut juga, ia bisa membayangkan betapa beratnya perjuangan dibalik setiap foto yang ia lihat di koran sehari-hari. “Ternyata nggak segampang yang aku bayangin. Nggak cuma jepret, tapi juga kudu jago riset,” ujarnya.

Setelah workshop ini, zetizen squad juga diberi project selanjutnya. Lalu, seperti apa project mereka ? Simak terus di zetizen.com! (dmp/joh/fer)

RELATED ARTICLES

Please read the following article